F-A-18C Hornet, USMC |
Direktur analisis pertahanan di Aviation Week Intelligence and Data Services, Daniel Z. Katz, lewat Wall Street Journal, mendesak pemerintah AS untuk menempatkan fighter wing, kapal tanker pengisian bahan bakar di udara dan P-8 di Luzon, Filipina.
Penempatan pesawat ini di Luzon akan terbukti berguna dalam salah satu dari tiga kemungkinan konflik dengan China. Ketika terjadi konflik di atas Kepulauan Spratly, AS harus menambah 48 pesawat tempur yang berlayar ke teater perang dengan kapal induk AS. Dengan demikian dua kali lipat pesawat tempur berada di tangan. AS harus menambah lokasi ketiga pesawat tempur di dekat Taiwan yang beroperasi jika China meluncurkan serangan ke pulau itu, dan AS harus menambah kekuatan lebih dalam jangkauan sengketa di Kepulauan Senkaku di Jepang,” ujar Katz.
Dengan demikian, hal itu menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk “tetap menjadi pelindung hukum internasional di kawasan dan memperkuat kemampuannya untuk menghalangi agresi.”
Pangkalan Udara Clark di Luzon sebelumnya rumah bagi Angkatan Udara AS, 3rd Tactical Fighter Wing sampai tahun 1991.
Wsj.com