Ilustrasi: Jet Tempur Sukhoi |
Dua pesawat jet tempur Sukhoi Su 27/30 milik TNI Angkatan Udara yang melintas membuat panik ratusan warga yang tengah melayat di dusun Tegalrejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Minggu (1/3/2015) kemarin. Deru suara mesin jet yang keras menggelegar membubarkan pelayat hingga membuat suasana haru menjadi ketakutan.
Para pelayat berlarian mencoba menyelamatkan diri karena mengira ada sesuatu. Kepanikan ini membuat seorang pelayat Christina Supini (54), mengalami luka terkilir di pergelangan tangan kiri dan leher karena terhimpit pelayat lain saat kepanikan terjadi.
Saat ditemui di rumahnya, Supini menceritakan bahwa dirinya tengah menghadiri upacara pemakamann tetangganya. Para tetangga dan sanak saudara sudah membanjiri rumah duka milik Kusmiyanto yang kehilangan anaknya, Gilang Pamungkas.
Sekitar pukul 10.00 para pelayat yang memadati rumah Kusmiyanto tiba-tiba panik saat mendengar deru mesin pesawat Sukhoi yang melintas di langit. Para pelayat yang berada di dalam tenda hanya bisa berpegangan tangan seraya merunduk karena tidak tahu sumber suara.
"Saya mengira ada pesawat mau jatuh, suaranya pesawat tersebut keras sekali, seperti tepat di atas kepala," ujarnya Senin.
Ketika semua sedang sibuk menyelamatkan diri itulah ia kemudian terhimpit beberapa pelayat yang masih bertahan dan mulai merapat ketakutan. Akibat himpitan tersebut tangan Supini terjepit kursi.
"Saya sudah pasrah, saya kira saya mau mati," ungkapnya.
Akibat peristiwa tersebut dia harus menderita luka terkilir di pergelangan tangan kirinya, bahkan jari-jarinya tak bisa digunakan untuk menggenggam. Dia juga menderita nyeri di leher akibat terhimpit para pelayat lainnya.
"Semalam saya masih terngiang-ngiang suara pesawat, seumur-umur baru itu saya mendengarnya," ungkapnya.
Sumber
Para pelayat berlarian mencoba menyelamatkan diri karena mengira ada sesuatu. Kepanikan ini membuat seorang pelayat Christina Supini (54), mengalami luka terkilir di pergelangan tangan kiri dan leher karena terhimpit pelayat lain saat kepanikan terjadi.
Saat ditemui di rumahnya, Supini menceritakan bahwa dirinya tengah menghadiri upacara pemakamann tetangganya. Para tetangga dan sanak saudara sudah membanjiri rumah duka milik Kusmiyanto yang kehilangan anaknya, Gilang Pamungkas.
Sekitar pukul 10.00 para pelayat yang memadati rumah Kusmiyanto tiba-tiba panik saat mendengar deru mesin pesawat Sukhoi yang melintas di langit. Para pelayat yang berada di dalam tenda hanya bisa berpegangan tangan seraya merunduk karena tidak tahu sumber suara.
"Saya mengira ada pesawat mau jatuh, suaranya pesawat tersebut keras sekali, seperti tepat di atas kepala," ujarnya Senin.
Ketika semua sedang sibuk menyelamatkan diri itulah ia kemudian terhimpit beberapa pelayat yang masih bertahan dan mulai merapat ketakutan. Akibat himpitan tersebut tangan Supini terjepit kursi.
"Saya sudah pasrah, saya kira saya mau mati," ungkapnya.
Akibat peristiwa tersebut dia harus menderita luka terkilir di pergelangan tangan kirinya, bahkan jari-jarinya tak bisa digunakan untuk menggenggam. Dia juga menderita nyeri di leher akibat terhimpit para pelayat lainnya.
"Semalam saya masih terngiang-ngiang suara pesawat, seumur-umur baru itu saya mendengarnya," ungkapnya.
Sumber