Navy SEAL, unit pasukan khusus Amerika Serikat. © US Navy |
Jika Anda berpikir banyak yang belum diketahui tentang Kim Jong-un, Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Anda benar. Pria berusia 33 tahun tersebut, tampaknya sangat takut di bunuh sehingga mempersingkat lolos kemunculannya didepan publik, menurut lembaga intelijen Korea Selatan, seperti dilansir dari Sputnik News.
Kim dikabarkan telah mengubah rutinitas “blusukan”-nya, dengan menugaskan komandan utamanya untuk menyelidiki kemungkinan “operasi pembunuhan” dan bahkan menyerah pada kebiasaannya yang berkeliaran sendiran menggunakan Mercedes-Benz karena takut memberi kesempatan pada “pembunuh bayangan”, menurut anggota parlemen Korsel di Seoul kepada Korea Times saat mengikuti briefing dengan National Intelligence Service (NIS).
“Kim sedang asyik dengan mengumpulkan informasi tentang operasi pembunuhan melalui badan intelijennya”, menurut Lee Cheol-woo, anggota parlemen dari Partai Liberty Korea pada hari Kamis.
Tindakan pria berusia 33 tahun tersebut mungkin bisa saja dibenarkan, atas ketakutan pada pasukan AS dan Korea Selatan yang telah melakukan latihan militer untuk mengeluarkan Kim Jong-un dari struktur kekuasaan Korea Utara jika terjadi konflik.
Jika perang meletus di Semenanjung Korea, membunuh pemimpin militer Korea Utara yang hebat, tampaknya merupakan salah satu misi utama mata-mata AS dan Korea Selatan yang menyamar atau Pasukan Khusus yang akan melakukannya, menurut Korea Times.
Sejak unit Navy SEAL melakukan perjalanan ke Semenanjung Korea pada bulan Maret lalu, kecemasan Kim kian tumbuh. Kim telah terlibat dalam 51 kegiatan publik tahun ini.
Kemunculannya di publik telah berkurang 32 persen dari tahun lalu, menurut data NIS.
“Sejak 2013, kita telah melihat berbagai kegiatan publik Kim. Ini menunjukkan bahwa Kim telah berhasil merebut kekuasaan dan juga mengamankan statusnya di rezim tersebut”, menurut keterangan NIS.
Operasi “potong kepala” tersebut telah dilatih oleh Tim SEAL 6, Angkatan Laut AS, sebuah unit tempur elit yang berhasil membinasakan pimpinan Al Qaeda Osama bin Laden dari peta saat mereka menyerbu tempat persembunyiannya di Pakistan pada tahun 2011 silam.
Tim SEAL AS bergabung dengan NIS Korsel untuk berlatih operasi “potong kepala” di bulan Maret. Tak lama setelah itu, Kementerian Pertahanan Korut mengancam, akan menemukan dan menghancurkan semua teroris AS tanpa ampun.
Sumber : Jakartagreater