Meluruskan Fakta Sejarah Lengsernya Gus Dur

Gus Dur
Jakarta - Sejumlah tokoh berkomitmen meluruskan sejarah lengsernya KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur sebagai Presiden RI pada 2001 lalu.

Mereka adalah Mahfud MD, Rizal Ramli, dan Luhut Binsar Panjaitan yang sempat menjadi menteri saat Gus Dur berkuasa.

Komitmen meluruskan sejarah lengsernya Gus Dur ini disampaikan para tokoh tersebut saat menghadiri peringatan Haul wafatnya Gur Dur di kediaman Mahfud MD, di Jakarta, pada Senin (11/1) malam.

Luhut yang kini menjabat sebagai Menko Polhukam mengaku sudah berbicara dengan Mahfud MD untuk meluruskan sejarah lengsernya Gus Dur.

"Saya sudah bicara dengan Pak Mahfud mungkin tiga atau empat tahun lalu. Perlu kita luruskan juga sejarah," katanya.

Fakta: Gus Dur Bersih

Luhut yang menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era Gus Dur menegaskan, pemakzulan terhadap Gus Dur bukan disebabkan persoalan hukum kasus Brunei dan Bulog seperti yang dituduhkan selama ini. Hal itu terbukti dengan putusan pengadilan.
Selain itu, tidak ada konstitusi yang dilanggar oleh Gus Dur. Menurut Luhut, lengsernya Gus Dur lebih kepada persoalan politik saat itu.

"Saya lihat tidak ada aspek korupsi karena pengadilan sudah memutuskan tidak. Beliau juga tidak melanggar konstitusi. Nah oleh karena itu, saya lihat pelengseran itu menyangkut masalah politik," jelasnya.

Patung Gus Dur kecil diresmikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Taman Amir Hamzah, Menteng, Jakarta.
Menurut Luhut, sejarah ini harus diluruskan agar tidak terjadi simpang siur di masa depan terkait diturunkannya Gus Dur sebagai Presiden sebelum masa jabatannya berakhir.

"Ini perlu diluruskan ke depan dalam sejarah kita. Sehingga jangan sampai di kemudian hari sekian puluh tahun lagi, orang tidak tahu kenapa Presiden Gus Dur diturunkan sebelum waktunya," ungkapnya.

Pelurusan sejarah ini, kata Luhut, dapat dilakukan melalui penelitian yang dibukukan. Luhut pun bersedia untuk memberikan testimoni mengenai peristiwa tersebut.

"Sekarang mungkin bisa saja buat satu penelitian untuk itu. Saya pikir saya siap untuk dukung itu," katanya.

Bersambung :

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait