![]() |
Tampak dari belakang, sistem artileri swagerak KMO(Kamyona Monteli Obius) Kaliber 52/155mm |
Aselsan dan Askeri Fabrikalar Genel Mudurlugu (AFGM) atau Dirjen Pabrik Angkatan Darat telah mengembangkan sistem artileri swagerak yang disebut Kamyona Monteli Obius (KMO) untuk memenuhi persyaratan potensial dari Angkatan Bersenjata Turki, seperti dilansir dari IHS Janes.
KMO adalah senjata howitzer gerak mandiri kaliber 155 mm, dipasang pada chassis truk 6×6. Sistem ini mampu menggunakan semua amunisi standar NATO hingga 30 km, namun juga mampu menembakkan hingga sejauh 40 km dengan dibantu proyektil (baso blood).
Howitzer gerak mandiri (swagerak) KMO ini dilengkapi dengan kabin yang dilapisi pelindung lapis baja untuk 5 kru. Berat kotor kendaraan ini tergantung pada jenis pelindung lapis baja, umumnya sekitar 30 ton. Truk ini didukung oleh mesin diesel 410 hp. Bisa meluncur dengan kecepatan maksimum 90 km/jam dan memiliki jangkauan operasional 600 km.
Pengatur jarak dan ketinggian dari senjata KMO kaliber 155 mm adalah menggunakan listrik dan manual sebagai kendalinya. Kontrol dan sistem pengamatan terpasang pada bagian sisi sebelah kiri dari persenjataan tersebut.
Ketika dipersiapkan untuk menembak, sebuah dudukan yang dioperasikan dengan hidrolik akan diturunkan di bagian belakang platform tersebut untuk meningkatkan stabilitas, serta menyediakan sebuah platform untuk operator kendaraan tersebut.
Sama seperti howitzer tarik MKEK Panter, KMO tersebut dilengkapi dengan pendorong kuat untuk meningkatkan laju tembakan serta mengurangi kelelahan awaknya. Aselsan juga telah memasukkan sistem kendali tembakan terkomputerisasi (FCS) yang digabungkan ke sistem navigasi inersia (INS).
Sistem ini pada dasarnya mirip dengan sistem yang telah melengkapi Panter maupun sistem artileri swagerak berantai yaitu Furtina 155 mm.
Sistem KMO, memiliki kapasitas amunisi sebanyak 18, dengan kecepatan tembak sekitar 4-6 kali per menit.
Jarak tembakan:
- Amunisi M107 (HE): 18 km
- Amunisi M549A1 RAP (HE): 30km
- Amunisi MKE MOD 274-ERFB/BB: 40+ km
Menurut Aselsan, KMO membutuhkan waktu sekitar satu menit untuk mulai beraksi dan dua menit untuk berkemas yang mampu meningkatkan kemampuan bertahannya melawan serangan balasan dari lawan.