![]() |
Radar penembus dinding Prism 200. © Cambridge Institute |
Dengan tujuan untuk mendeteksi teroris yang bersembunyi di balik tembok atau perumahan di Kashmir, Angkatan Darat India telah mulai menggunakan radar penembus dinding, seperti dilansir dari Defence Update.
“Sejumlah sistem radar semacam itu telah diimpor dari Amerika Serikat dan Israel”, kata seorang sumber utama di Angkatan Darat India.
Radar canggih tersebut digunakan untuk membantu pasukan keamanan India menentukan lokasi teroris yang bersembunyi di balik tembok, terowongan bawah tanah, dirumah-rumah saat operasi penyisiran.
“Beberapa grup militer India mulai menggunakan sistem radar yang diimpor ini di Kashmir”, tambah sumber tersebut.
Kebutuhan akan radar canggih semacam itu dirasakan setelah pasukan keamanan dan polisi gagal menemukan teroris saat melakukan operasi penyisiran, meskipun memiliki intelijen khusus tentang kehadiran teroris di wilayah tersebut.
Dalam keadaan dimana pasukan tak dapat melacak teroris di daerah padat penduduk, meski telah mendapat informasi yang dapat dipercaya, mereka – tentara dan polisi India – ini tetap menghadapi kerumunan orang-orang yang bermusuhan dan lemparan batu.
Tahun lalu, meskipun telah memperoleh laporan intelijen yang spesifik, pasukan penyisir yang diketahui telah memasuki rumah itu sebanyak dua kali namun tidak bisa menemukan teroris yang bersembunyi di langit-langit rumah tersebut. Dalam pencarian ketiga, teroris yang bersembunyi telah keluar dan menyerang pasukan penyisir itu.
Radiasi dari gelombang mikro dari sistem radar ini dapat digunakan untuk mendeteksi lokasi seseorang atau sejumlah orang yang bersembunyi di balik dinding atau beton semacam itu.
Electronics and Radar Development Establishment (LRDE), sebuah laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pertahanan yang berada di Bengaluru, India juga sedang membuat radar genggam tersebut. Proyek ini dimulai sejak serangan teror Mumbai pada 2008 silam.
Dalam serangan 26/11, pasukan komando diserang saat mereka sedang mencari teroris yang bersembunyi di kamar hotel Taj Mahal. Laboratorium DRDO pun telah mengembangkan dua jenis radar portabel yang dipegang dengan tangan dan versi terpasang pada tripod, di bawah proyek Divyachakshu (mata suci) untuk membantu pasukan dalam operasi semacam itu.
“Radar pencitraan portabel yang dikembangkan DRDO ini, bekerja pada radiasi gelombang mikro serta dapat memindai menembus dinding. Sejumlah frekuensi dipancarkan dari perangkat tersebut memindai area dan akan menampilkan dari posisi orang yang berada dibaliknya. Radar genggam tersebut bisa menghasilkan gambar dibalik dinding penghalang hingga sejauh 20 meter”, menurut mantan Direktur Humas DRDO, Ravi Gupta.
Menurut Gupta, radar tripod memiliki jangkauan lebih jauh dibanding radar genggam yaitu sekitar 40 meter, tapi memang agak sulit dibawa. Radar tersebut akan dapat digunakan oleh aparat keamanan dan personil polisi yang terlibat dalam konflik dengan intensitas rendah. Menurut ketereangan DRDO, radar yang dikembangkan tersebut nantinya akan berharga sekitar US $ 55.000.
Sumber : Jakartagreater