Militer Suriah Tewaskan Pemimpin Gerilyawan

Pemimpin gerilyawan di Damaskus, Suriah, Zahran Alloush
Komando Umum Angkatan Darat Suriah mengkonfirmasi telah menewaskan pemimpin kelompok Jaish al-Islam atau Tentara Islam dalam serangan udara di Timur ibu kota Damaskus, (25/12/2015).

“Setelah serangkaian operasi pengawasan, dan berdasarkan laporan intelijen, Angkatan Udara dalam Tentara Arab Suriah melancarkan serangan udara kualitatif dengan sasaran posisi kelompok teroris di Ghouta Timur, Damaskus. Serangan ini menewaskan Zahran Alloush,” ujar militer Suriah di dalam pernyataan pada Jumat larut malam.

Alloush tewas bersama dengan sejumlah petinggi gerilyawan dalam operasi yang dilancarkan dalam “kerangka kerja aksi militer melawan terorisme.”

Militer menyatakan perang melawan kelompok-kelompok teroris di Suriah akan terus berlanjut dan mendesak orang-orang bersenjata meletakkan senjata mereka.
Pejuang pemberontak Jaysh al-Islam membawa senjata saat berjalan di garis depan (foto: reuters)
Dalam satu laporan sebelumnya, pegiat dan media Arab mengatakan Alloush tewas oleh serangan udara Rusia, yang belakangan ternyata adalah serangan udara Suriah.

Alloush, yang lahir tahun 1971, adalah pemimpin gerilyawan aktif di Suriah selama konflik hampir lima tahun di negara Arab tersebut.

Dia adalah komandan Jaish al-Islam, kelompok gerilyawan dukungan Arab Saudi yang bergerak di beberapa wilayah Suriah, terutama di Ghouta Timur, pinggiran Damaskus.

Alloush yang berasal dari benteng pertahanan gerilyawan Douma di Ghouta adalah putra Sheikh Abdullah Alloush, tokoh Salafi dari Damaskus yang tinggal di Arab Saudi.

Dia pernah menimba ilmu di Fakultas Hukum Islam di Damascus University serta meraih Gelar Master di bidang Hukum Islam dari Arab Saudi.

Aloush ditangkap oleh Lembaga Intelijen Suriah pada 2009 dengan tuduhan memiliki senjata dan dibebaskan pada 2011 sebagai bagian dari amnesti umum tiga bulan setelah konflik Suriah meletus.

Setelah bebas, dia membentuk satu kelompok gerilyawan dan dengan cepat mengembangkannya menjadi kelompok yang sekarang dikenal dengan nama Tentara Islam, kelompok paling tangguh yang beroperasi di Daerah Damaskus dengan pusat kepemimpinan di Douma.

Kini kekhawatiran merebak di kalangan warga Damaskus mengenai kemungkinan pembalasan dari Tentara Islam atas tewasnya pemimpin mereka.

Antara

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait