Sistem Auto-GCAS telah dipasang di sejumlah pesawat tempur, seperti jet tempur F-16. |
Sementara proses evakuasi korban dan investigasi kecelakaan pesawat Germanwings 9525 masih terus berjalan, publik dunia kini mungkin bertanya-tanya bagaimana insiden yang menewaskan 150 orang ini dapat dicegah di kemudian hari.
Dilaporkan Sputnik, teknologi untuk menghindari penukikan sengaja yang dilakukan kopilot Andreas Lubitz ke kaki Gunung Alpen, saat ini sebenarnya sudah tersedia.
NASA, bersama dengan Angkatan Udara AS, dan perusahaan pengembang teknologi pesawat Lockheed Martin telah mengembangkan teknologi sejak 1980 yang dapat mengendalikan kemudi pesawat dan mencegah tabrakan dari jarak jauh.
Teknologi bernama Automatic Ground Collision Avoidance System (Auto-GCAS) dapat memantau lintasan pesawat dan menyesuaikannya dengan medan di bawah jalur penerbangan.
Jika sistem ini mendeteksi bahwa kecelakaan akan segera terjadi, dan tidak ada respon dari pilot untuk memperbaiki situasi, sistem autopilot akan mengambil alih kemudi pesawat hingga pesawat itu kembali ke jalur penerbangan yang aman.
Sejauh ini, sistem Auto-GCAS telah dipasang di sejumlah pesawat tempur, seperti jet tempur F-16. Rencananya, sistem ini dipasang di jet tempur F-22 dan F-35 sejak Februari lalu.
Militer AS baru-baru ini mengklaim bahwa dalam suatu insiden, sistem Auto-GCAS berhasil "menyelamatkan" seorang pilot. Detail dari insiden tersebut tidak diungkapkan lebih lanjut, namun diyakini bahwa insiden tersebut melibatkan pesawat Angkatan Udara AS tipe F-16C yang berpartisipasi dalam serangan udara melawan ISIS di Irak dan Suriah.
Saat ini, NASA dilaporkan tengah mengembangkan teknologi ini dan berencana memasangkannya dalam
pesawat komersial.
Meskipun demikian, belum dapat dipastikan apakah sistem ini akan mampu mencegah tragedi kecelakaan Germanwings. Pasalnya, teknologi ini menyediakan fitur penerbangan override, yang memungkinkan sang pilot mematikan sistem ini untuk mengambil alih kemudi secara manual.
Sementara, pilot penerbangan komersial terkenal protektif terhadap kemampuan mereka untuk mempertahankan kendali atas pesawat yang mereka kemudikan.
Tragedi Germanwings 9525 diduga terjadi karena kopilot Lubitz dengan sengaja mengunci diri di dalam kokpit ketika sang kapten pilot, Patrick Sondenhaimer tengah ke toilet.
Data transmitter responder yang diungkapkan oleh situs Flightradar 24 menunjukkan bahwa seseorang yang berada di kokpit telah mengatur fitur autopilot pesawat tipe Airbus A320 itu sehingga membenturkan diri ke kaki Gunung Alpen. (CNN Indonesia)
Dilaporkan Sputnik, teknologi untuk menghindari penukikan sengaja yang dilakukan kopilot Andreas Lubitz ke kaki Gunung Alpen, saat ini sebenarnya sudah tersedia.
NASA, bersama dengan Angkatan Udara AS, dan perusahaan pengembang teknologi pesawat Lockheed Martin telah mengembangkan teknologi sejak 1980 yang dapat mengendalikan kemudi pesawat dan mencegah tabrakan dari jarak jauh.
Teknologi bernama Automatic Ground Collision Avoidance System (Auto-GCAS) dapat memantau lintasan pesawat dan menyesuaikannya dengan medan di bawah jalur penerbangan.
Jika sistem ini mendeteksi bahwa kecelakaan akan segera terjadi, dan tidak ada respon dari pilot untuk memperbaiki situasi, sistem autopilot akan mengambil alih kemudi pesawat hingga pesawat itu kembali ke jalur penerbangan yang aman.
Sejauh ini, sistem Auto-GCAS telah dipasang di sejumlah pesawat tempur, seperti jet tempur F-16. Rencananya, sistem ini dipasang di jet tempur F-22 dan F-35 sejak Februari lalu.
Militer AS baru-baru ini mengklaim bahwa dalam suatu insiden, sistem Auto-GCAS berhasil "menyelamatkan" seorang pilot. Detail dari insiden tersebut tidak diungkapkan lebih lanjut, namun diyakini bahwa insiden tersebut melibatkan pesawat Angkatan Udara AS tipe F-16C yang berpartisipasi dalam serangan udara melawan ISIS di Irak dan Suriah.
Saat ini, NASA dilaporkan tengah mengembangkan teknologi ini dan berencana memasangkannya dalam
pesawat komersial.
Meskipun demikian, belum dapat dipastikan apakah sistem ini akan mampu mencegah tragedi kecelakaan Germanwings. Pasalnya, teknologi ini menyediakan fitur penerbangan override, yang memungkinkan sang pilot mematikan sistem ini untuk mengambil alih kemudi secara manual.
Sementara, pilot penerbangan komersial terkenal protektif terhadap kemampuan mereka untuk mempertahankan kendali atas pesawat yang mereka kemudikan.
Tragedi Germanwings 9525 diduga terjadi karena kopilot Lubitz dengan sengaja mengunci diri di dalam kokpit ketika sang kapten pilot, Patrick Sondenhaimer tengah ke toilet.
Data transmitter responder yang diungkapkan oleh situs Flightradar 24 menunjukkan bahwa seseorang yang berada di kokpit telah mengatur fitur autopilot pesawat tipe Airbus A320 itu sehingga membenturkan diri ke kaki Gunung Alpen. (CNN Indonesia)