Barisan tim akrobatik kebanggaan TNI AU dari masa ke masa


Tim Jupiter akan menunjukkan kebolehannya bermanuver di International Maritime and Aerospace Exhibition (LIMA), Langkawi, Malaysia. Sebelum mengikuti lomba tersebut, tim yang terdiri atas prajurit TNI AU ini bermanuver di Medan dan Pekanbaru.

Mereka membawa delapan pesawat Jupiter Aerobatic Team dan melakukan manuver indah di Medan. Mereka sengaja singgah di Pangkalan Udara Soewondo, Polonia, pada peluncuran Medan Air Show 2015.

Tidak kurang dari tiga kali tim Jupiter mengitari Lanud Soewondo dengan formasi yang rapi. Tim kebanggaan TNI AU kemudian berpencar dan mendarat beriringan sebelum akhirnya diparkir di depan hanggar.

Medan Air Show 2015 digelar di Lanud Soewondo pada 7-10 Mei 2015. Event ini digelar pihak Lanud bekerja sama dengan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dengan PT Arfa Kreasi Expotama (ARFAEXPO) sebagai organizer kegiatan.

Medan Air Show menampilkan static show dan dynamic show. Mereka akan memamerkan alutsista darat, laut dan udara. Khusus untuk Angkatan Udara, sejumlah pesawat tempur akan dipamerkan.

Bicara soal akrobatik, Indonesia tak kalah dengan negara-negara maju lainnya. Apalagi, tim ini sudah terbentuk sejak 1978 bermula dari terbentuknya tim bernama 'Spirit 78'.


1. Spirit 78 

tim aerobatik spirit 78.
Setelah Pionir yang berdiri pada 1962, TNI AU nyaris tidak punya tim akrobatik selama 10 tahun. Baru pada 1978, terbentuk sebuah tim baru yang diberi nama Spirit 78. Untuk mendukung aksinya, tim ini menggunakan pesawat F-86 Avon Sabre.

Berbeda dengan pendahulunya, pengalaman terbang para anggotanya hanya memiliki jam terbang selama 200 jam. Tak hanya itu, persiapan dilakukan secara singkat, yakni 60 hari agar tampil dalam HUT ABRI ke-33, 5 Oktober 1978 lalu.

Meski belajar singkat dan belajar melalui brosur tim akrobatik asal Jepang, bahkan tanpa instruktur. Namun, di bawah kepemimpinan Mayor Pnb Soeyitno akhirnya tim ini berhasil menunjukkan keahliannya di udara.


Dengan enam pesawat F-86, mereka menunjukkan sejumlah atraksi, yakni wing over, roll in box, closer, calypso pass, roll in trail, loop dan bomb brust.

Khusus atraksi bomb brust lima pesawat F-86 melakukan formasi menukik lalu mengangkat hidung pesawat hingga mendaki tajam. Kemudian keempat pesawat membuat lintasan melingkar, sedang satu pesawat lainnya tetap mendaki lurus.

Tim ini sendiri beranggotakan Mayor Pnb Soeyitno, Mayor Pnb Budihardjo Surono, Kapten Pnb Teuku Syahrial, Kapten Pnb Suprihadi, Kapten Pnb Zeky Ambadar, Kapten Pnb Lambret, dan Lettu Djoko Poerwoko.


2.Spirit 85 

tim aerobatik spirit 85.
Spirit 85 berdiri pada 1985. Pesawat andalan mereka adalah MK-53 HS Hawk buatan Inggris.

Tim ini semula hanya beranggotakan empat orang dari Skadron Udara 15, antara lain Mayor Pnb Pieter Wattimena, Mayor Pnb Toto Riyanto, Kapten Pnb Basri Sidehabidan, dan Kapten Pnb Ida Bagus sanubari.

Penampilan pertama tim ini diperlihatkan pada HUT ABRI yang digelar tahun 1985. Di hadapan para undangan dan publik, mereka menampilkan beberapa manuver seperti steep turn left, barrel roll left, loop/lazy eight, combination break, bomb burst, full configuration, wing over split two, carousel cross dan straight over (fly pass).


Berikutnya, tim ini dibentuk kembali dengan tambahan enam pesawat dan diberi nama tim Hawk. Mereka merupakan penerbang gabungan dari F-86 Sabre dan Spirit 85. Mereka adalah Letkol Pnb Agus Suwarno, Mayor Pnb Basri Sudehabi, Mayor Pnb Teuku Syahrial, Mayor Pnb Suminar Hadi, Mayor Pnb Toto Riyanto dan Mayor Pnb Ida Bagus Sanubari.


3.Elang Biru 

Tim Elang Biru
Nama ini diambil dari warna pesawat yang mereka pakai selama akrobatik di udara, yakni F-16 Fighting Falcon. Dengan warna biru di hampir seluruh bagian pesawat, alhasil tim ini dinamakan Elang Biru, terjemahan dari The Blue Falcon.

Tim ini sempat menjadi ikon bagi TNI AU pada pertengahan 1994, dan dibentuk berdasarkan permintaan dari petinggi AU saat itu. Pembentukannya tak lepas dari keinginan TNI AU untuk mengambil bagian dalam kejuaraan akrobatik udara di Singapura.

Berbeda dengan tim sebelumnya, Elang Biru dilengkapi pelatihan dan instruktur yang profesional sekaligus berpengalaman. Sembari menunggu instruktur itu, Letkol Pnb Rodi Suprasodjo berhasil mengumpulkan penerbang terbaik, mereka adalah Kapten Pnb Tatang Herlyansah, Kapten Pnb Anang Nurhadi, Mayor Pnb Dede Rusamsi, Maypr Pnb Bambang Samudro dan Lettu Pnb Agung Sasongkojati.


Berkat pelatihannya yang penuh perhitungan, Elang Biru mampu menjadi kebanggaan TNI AU dan disejajarkan dengan tim aerobatik kelas dunia, yakni tim Red Arrows (Inggris), Roulette (Australia), Golden Dreams (Inggris).

4. Jupiter 

Tim aerobatik Jupiter
Setelah absen selama satu dekade, Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Bambang Soelistyo tertantang membentuk tim akrobatik terbaik di TNI AU. Mereka pun berlatih terbang dari para instruktur Hakw serta brosur tim akrobatik The Red Arrow asal Inggris.

Meski sebenarnya sudah terbentuk sejak 1985, namun tim ini tak pernah menunjukkan kemampuannya di hadapan publik. Kalaupun tampil, tim ini hanya berantraksi dengan jumlah penonton terbatas dengan empat pesawat, atau akrobatik tunggal.


Bambang terdorong membentuk tim ini saat tampil dalam akrobatik tunggal dalam ajang Indonesia Air Show 1996 di Jakarta. Saat itu, anggota The Red Arrow, Kelvin Truss memenuinya dan mengajaknya berdiskusi. Dari pembicaraan itu, Kelvin menawarkan diri menjadi konsultan gratis.

Karena dekat dengan salah satu pemimpin dari The Red Arrow, manuver yang disajikan pun tak jauh berbeda. Pertunjukan pertamanya dilakukan saat acara HUT Kodikau di Bandung pada 15 Oktober 1997.


5. Jupiter Blue 

tim aerobatik jupiter blue.
Awal 2001, Komandan Lanud Iswahjudi Masrmas TNI F Djoko Poerwoko sekaligus mantan tim akrobatik Spirit 78 menggagas pembentukan gerakan F-16 Fighting Falcon dengan Hawk MK-53. Tak butuh waktu lama, dia pun membentuk tim akrobatik dengan kekuatan dua F-16 dan tiga MK-53.

Hawk langsung didatangkan dari Lanud Pekanbaru dan diawaki Kapten Pnb Moh Dadang, Mayor Pnb Fahru Zaini ditambah dua wingman, yakni Kapten Andis Solikhin dan Mayor Pnb Donny Ermawan. Tak hanya itu, tim ini diperkuat penerbang solo, yakni Mayor Pnb Fachry Adamy, Kaptren Moh Hanafi.

Dengan kerja keras dan latihan terus menerus, akhirnya tim ini berhasil tampil secara spektakuler pada HUT TNI AU 9 April 2001 di Halim Perdanakusuma. Apalagi, kedua tim punya karakteristik berbeda.

Kemampuan akrobatik ini juga menimbulkan decak kagum dari para penonton, apalagi banyak yang beranggapan F-16 tak laik terbang akibat embargo militer yang dilakukan AS


Kemudian pada peringatan ke 56 HUT TNI, tim ini kembali muncul dengan memukau. manuver lighting take off, delta loop, figure eight, barrel left, diamond loop, inverted and inverted to inverted, kid roll, 4 & 8 point roll, box loop, aileron roll, hi G turn, pheasant roll, hi AOA, snake pass, tanggo loop, cross over break, srew roll, heart dan vixen break berhasil memukau masyarakat dan menjadi kebanggaan TNI Angkatan Udara.

Sayang, sebuah akrobatik menawan berakhir saat para penerbang terlibat kecelakaan pada 2002. Dalam peristiwa itu, TNI AU kehilangan penerbang terbaiknya. (Merdeka)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait