![]() |
Awak kabin Air Koryo. (Dok. Kristoferb/Wikipedia) |
Skytrax, perusahaan pengulas layanan maskapai penerbangan yang berbasis di Inggris, kembali memberikan rating hanya satu bintang saja untuk Air Koryo. Layanan maskapai milik pemerintah Korea Utara ini disebut sangat buruk.
Tapi Skytrax juga memberikan tiga bintang untuk kategori penampilan dan presentasi awak pesawat Air Koryo, maskapai yang dimulai dengan nama Choson Minhang pada 1955 itu.
Tapi Skytrax juga memberikan tiga bintang untuk kategori penampilan dan presentasi awak pesawat Air Koryo, maskapai yang dimulai dengan nama Choson Minhang pada 1955 itu.
Meski berasal dari negara komunis yang tertutup, pramugari Air Koryo sama sekali tak menyiratkan ketegangan ataupun menyeramkan. Aktivitas mereka di atas kabin pun tak ubahnya pramugari di maskapai lainnya.
Pada beberapa penerbangan, para pramugari Air Koryo memakai seragam merah dan putih, seperti warna bendera Korea Utara. Tapi kini ada juga yang memakai seragam warna biru laut.
Penampilan mereka pun tak kalah cantik dan menarik dengan maskapai asing. Tak heran kalau Skytrax memberikan mereka rating bintang tiga. Aram Pan, seorang fotografer asal Singapura, menilai pramugari Air Koryo juga sopan-sopan dan berbicara dengan lembut.
Satu-satunya yang membedakan para pramugari itu dengan pramugari maskapai lain adalah aturan ketat yang membatasi gerak mereka di luar negaranya. “Yang saya tahu, mereka tak pernah meninggalkan pesawat untuk berganti shift di Kuala Lumpur,” kata Pan, yang pernah mengikuti tur ke Korea Utara pada 2014.
Pan terbang dengan pesawat Tupolev Tu-204 dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Korea Utara.
Setibanya di Pyongyang, Pan berkesempatan menaiki Ilyushin II-18, pesawat berbaling-baling tanpa komponen digital sama sekali di kokpitnya. Pada kesempatan lain, Air Koryo mengajaknya terbang dengan Mi-17, sebuah helikopter tranport buatan Soviet.
Pengalaman lain terbang dengan maskapai Korea Utara diungkapkan oleh Bernie Leighton, seorang penyuka penerbangan, yang berkesempatan menaiki salah satu pesawat lawas di Air Koryo, Ilyushin IL-62, pada 2012 lalu.
Kesannya mengenai pramugari Air Koryo? “Saya terkejut ketika awak pesawat mulai berbicara bahasa Inggris pada saya,” tuturnya, seperti dikutip CNN pada Jumat (30/1).
Sumber
Ikuti kami di instagram @militerysindonesia
Pada beberapa penerbangan, para pramugari Air Koryo memakai seragam merah dan putih, seperti warna bendera Korea Utara. Tapi kini ada juga yang memakai seragam warna biru laut.
Penampilan mereka pun tak kalah cantik dan menarik dengan maskapai asing. Tak heran kalau Skytrax memberikan mereka rating bintang tiga. Aram Pan, seorang fotografer asal Singapura, menilai pramugari Air Koryo juga sopan-sopan dan berbicara dengan lembut.
Satu-satunya yang membedakan para pramugari itu dengan pramugari maskapai lain adalah aturan ketat yang membatasi gerak mereka di luar negaranya. “Yang saya tahu, mereka tak pernah meninggalkan pesawat untuk berganti shift di Kuala Lumpur,” kata Pan, yang pernah mengikuti tur ke Korea Utara pada 2014.
Pan terbang dengan pesawat Tupolev Tu-204 dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Korea Utara.
Setibanya di Pyongyang, Pan berkesempatan menaiki Ilyushin II-18, pesawat berbaling-baling tanpa komponen digital sama sekali di kokpitnya. Pada kesempatan lain, Air Koryo mengajaknya terbang dengan Mi-17, sebuah helikopter tranport buatan Soviet.
Pengalaman lain terbang dengan maskapai Korea Utara diungkapkan oleh Bernie Leighton, seorang penyuka penerbangan, yang berkesempatan menaiki salah satu pesawat lawas di Air Koryo, Ilyushin IL-62, pada 2012 lalu.
Kesannya mengenai pramugari Air Koryo? “Saya terkejut ketika awak pesawat mulai berbicara bahasa Inggris pada saya,” tuturnya, seperti dikutip CNN pada Jumat (30/1).
Sumber