Pemimpin Korea Utara Dorong 'Kesiapan Tempur'

Pemimpin muda Korea Utara (Korut), Kim Jong-un bersama para petinggi militer.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un telah mendorong para tentara untuk memastikan kesiapan tempur menjelang latihan militer Amerika Serikat - Korea Selatan yang menimbulkan lonjakan ketegangan setiap tahun di semenanjung yang terbagi dua itu.

Dalam pidato "bersejarah" kepada Komisi Militer Pusat (CMC) partai yang berkuasa di Korut, Kim mengatakan tentara harus "sepenuhnya siap untuk bereaksi terhadap segala bentuk perang yang akan dinyalakan oleh musuh," demikian media pemerintah Korea Utara melaporkan, Senin.

Pertemuan CMC diikuti satu latihan militer Korea Utara - yang secara pribadi diawasi oleh Kim - yang mensimulasikan serangan terhadap sebuah garis depan pulau Korea Selatan.
Dalam latihan militer itu turut berpartisipasi unit-unit artileri yang pada 2010 menembaki pulau Yeonpyeong milik Korsel, sehingga menewaskan empat orang dan secara singkat memicu kekhawatiran akan timbulnya konflik skala penuh.

Menurut kantor berita Korut KCNA, Kim menekankan perlunya Tentara Rakyat Korea (KPA) untuk "memfokuskan semua upaya pada pembulatan kesiapan tempur".

Kim juga berbicara tentang perlunya menyederhanakan dan mereorganisasi "mesin" KPA.

Laporan KCNA itu menyebutkan CMC juga membahas "perubahan radikal" dalam operasi pertahanan nasional, tetapi tidak menyebutkan secara rinci.

Korea Utara telah melakukan tiga tes nuklir, dan baru-baru ini mengancam akan melakukan yang keempat, di tengah ketegangan atas sanksi baru dari AS dan tindakan PBB yang mengecam pemerintah Korut untuk rekor buruk terkait hak asasi manusia.

Berbagai ketegangan tersebut cenderung akan meningkat lebih lanjut bulan depan ketika Amerika Serikat dan Korea Selatan meluncurkan latihan militer tahunan mereka, Key Resolve and Foal Eagle.

Pemerintah Korsel dan AS bersikeras bahwa latihan militer bersama itu pada dasarnya bersifat defensif, tetapi pemerintah Korut seringkali mengecam latihan militer itu dan menilainya sebagai tindakan provokatif untuk invasi.

Dalam sambutannya, Kim, yang merupakan ketua CMC, juga mencatat adanya "penyimpangan" dalam karya KPA selama tahun lalu.

Meskipun laporan KCNA tidak menjelaskan secara detil, kantor berita Korut itu menyebutkan Kim bersikeras membentuk sebuah "garis strategis yang akan selalu berpegang teguh".

Sejak mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya Kim Jong-Il pada 2011, Kim Jon-Un telah mengisi jajaran atas militer Korut dengan para pejabat generasi baru yang setia pada kepemimpinannya.

Sumber

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait