Australia Alokasikan Dana Pengadaan Kapal Selam A$ 50

Ilustrasi Kapal Selam
Pemerintah Australia berkeinginan memperkuat pertahanan maritimnya. Melalui tender pengadaan armada kapal selam tempur modern, Australia berani mengalokasikan dana sebanyak A$ 50 miliar atau setara US$ 39 miliar.

Australia sudah mengundang Pemerintah Jepang, Jerman dan Prancis turut serta dalam tender proyek prestisius ini. Pemerintah Australia memprediksikan dalam jangka waktu sepuluh bulan sejak tender mulai ditawarkan, proyek fantastis ini sudah bisa menetapkan pemenang.

"Ketiga negara, Jepang, Jerman dan Prancis sudah terbukti mempunyai kemampuan memproduksi kapal selam," tutur Kevin Andrews, Menteri Pertahanan Asutralia, dalam pernyataan resmi seperti dikutip Bloomberg, Jumat (20/2).

Sayangnya, dia tidak menyebutkan jumlah kapal selam yang diinginkan Australia. Saat ini ada sekitar enam unit kapal selam Australia collins class yang sudah harus diganti paling lambang akhir tahun 2026. Kapal selam itu selama ini bertugas melaksanakan patroli di Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia.

Tony Abbott, Perdana Menteri Australia menyatakan, proyek tersebut diharapkan juga bisa menyerap tenaga kerja asal Australia dalam proses pengerjaannya. Secara kasar, proyek ini bisa membuka 500 lowongan tenaga kerja terampil. "Kami ingin mendapatkan kapal selam yang terbaik dan dengan harga yang bagus juga," kata Abbott.

Pemilihan Jepang, sebagai salah satu calon peserta tender proyek bukan tanpa alasan. Sejak tahun 2009 Pemerintah Jepang telah memproduksi kapal selam canggih bertajuk "Soryu".

Soryu merupakan hasil ciptaan dua pelaku industri otomotif besar Jepang, yakni Kawasaki Heavy Industries Ltd dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd. Hubungan dengan China Yasushi Kojima, Staf kantor kemaritiman Jepang berpangkat Letnan mengatakan, satu unit kapal selam canggih produksi Negeri Matahari Terbit itu bernilai ¥ 60 miliar atau setara US$ 505 juta.

Sementara itu, ThyssenKrupp AG., produsen baja terbesar di Jerman mematok harga A$ 20 miliar atau setara US$ 15,61 miliar bagi pengadaan 12 kapal selam. Itu artinya, satu kapal selam bernilai sekitar US$ 780 juta, alias sedikit lebih mahal dari bandrol yang dipatok Jepang.

Hingga saat ini, pihak Australia memang lebih condong memilih Jepang atau Jerman. Sebab dari sisi pengalaman, Jerman dinilai cukup mumpuni menggarap proyek besar ini. Namun produk Jepang tidak bisa dipandang sebelah mata, meski harga produknya lebih murah ketimbang Jerman.

Pihak Australia sendiri yakin hubungan dengan China tidak akan renggang, setelah mengundang Jepang membangun armada tempur laut. Hubungan Jepang-China kini memang sedang memanas. Bagi Jepang, tawaran Australia sangat menarik, sekaligus menjadi ajang pembuktian kehebatan alat tempurnya.

Sumber

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait