(schweighofer-prize.org) |
Jakarta – Mahasiswa asal Indonesia Achmad Solikhin berhasil memenangkan penghargaan sektor kehutanan bergengsi di Eropa, Schweighoffer Prize 2017 untuk kategori mahasiswa.
Achmad berhasil memenangkan penghargaan berkat penelitiannya di bidang kayu superhidrofobik, dan berhasil menyisihkan lima dari total enam nominator dari berbagai kampus ternama dunia.
“Untuk kategori mahasiswa ada dua pemenang, yakni saya dan satu lagi mahasiswa dari Brazil. Sedangkan beberapa kategori lainnya diberikan kepada akademisi berkolaborasi dengan industri,” ujar Achmad di Jakarta.
Pada ajang penghargaan sektor kehutanan Eropa tersebut, Achmad mewakili dua negara sekaligus, yakni Indonesia dan Jepang. Pasalnya, meski berkewarganegaraan Indonesia, pria asal Jepara ini terdaftar sebagai perwakilan dari kampus Jepang. Kala itu, Achmad sedang mengikuti program Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI) di Shizuoka University. Achmad menceritakan, ajang dihelat di Technische Universitat Wien (TU Wien) di Wina, Austria.
Awalnya, ia mengaku sempat cemas karena takut tersesat di Wina. Hal itu dikarenakan dosennya yang di Jepang, sedang ke Kanada.
“Tapi alhamdulillah, pengalaman ini sungguh luar biasa. Saya bisa bertemu dengan para periset muda bertalenta di dunia, serta pebisnis kehutanan terkenal,” jelas dia.
Achmad mengaku tak percaya, begitu diumumkan menjadi pemenang. Dia langsung maju ke depan dan menerima penghargaan, serta memperoleh hadiah uang senilai 5.000 euro atau senilai Rp74,4 juta. Baginya, hadiah berupa materi bukan tujuan utama. Untuk itu, dia akan menggunakan hadiah tersebut untuk mengembangkan penelitian tentang kayu dan membantu biaya studi sang adik yang saat ini masih sekolah di bangku SMA.
“Penghargaan ini ingin saya dedikasikan untuk Indonesia dan Jepang. Saya juga ingin berterima kasih kepada para pembimbing dari kedua negara, IPB, Shizuoka, Kemristekdikti, serta pihak-pihak lainnya yang turut membantu,” ucap calon doktor muda Indonesia itu.
Setelah meraih penghargaan berkelas internasional, Achmad sudah memiliki target-target yang ingin dicapai. Dalam waktu dekat, dia ingin menuntaskan studi PMDSU tersebut dan melakukan penelitian serta mengembangkan riset di luar negeri.
Sumber : Antara