Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018 di bidang penguatan pertahanan, terbagi ke dalam 3 kelompok, yakni :
- Pengembangan industri pertahanan dengan anggaran Rp 2670 miliar;
- Pembangunan Minimum Essenstial Force (MEF II) Rp 17496 milliar;
- Penguatan Pertahanan Wilayah Perbatasan Rp 255 miliar.
Belum diketahui bentuk dan rupa dari OPV 80-90 m yang akan dipesan oleh Kemenhan/TNI. Namun sebagai bayangan, mungkin bisa kita lihat bentuk dan spesifikasi Offshore Patrol Vessel / OPV 1800 Damen (DSNS), Belanda. Hal ini merujuk, karena dua light frigate Indonesia yang dibangun/ dirakit di PT PAL Surabaya juga hasil kerjasama/ transfer teknologi dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda. Sebelumnya, 4 korvet Indonesia kelas Sigma, juga kerja sama dengan Damen. Namun pengadaan OPV di RKP 2018 ini, bisa saja berkembang di luar Damen.
Pusat Desain Naval Nasional Indonesia sudah menandatangani MoU dengan Perusahaan Denmark Odense Maritime Technology (OMT) mengenai kerja sama dalam merancang kapal angkatan laut. Denmark juga menawarkan OPV, Knud Rasmussen Class. Denmark juga menawarkan solusi yang lebih komprehensif bagi kebutuhan kapal maritim Indonesia ke depan, dengan menampilkan beberapa desain dan fungsi kapal : Mother Ship (Absalon class), Coast Guard (Absalon class), Frigate Iver Huitfeldt-Class dan OPV Knud Rasmussen Class.
Jika kita lihat dalam ulasan rincian RKP 2018 bidang Pertahanan dan Keamanan Laut, Bakamla juga membutuhkan kapal dengan ukuran 100 meter ke atas. Sementara Kementerian Kelautan dan Perikanan membutuhkan kapal Mother Ship, yang sempat dilontarkan Menteri Susi Pudjiastuti. Bahkan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan KSAL Laksamana Ade Supandi sudah berkunjung ke galangan kapal Denmark, termasuk melihat Frigate Iver Huitfeldt-Class.
Denmark menyiapkan satu solusi menyeluruh, untuk kebutuhan itu. Akan kita lihat, apakah pilihan ke depan berpartner dengan DCNS Belanda atau Odense Maritime Technology (OMT), Denmark.
Sumber grafis : Bappenas.go.id