Walau Diancam, Korut Tetap Luncurkan Roket Jarak Jauh

Ilustrasi
Korea Utara meluncurkan roket jarak jauh mereka pada Minggu (7/2) walau mendapatkan ancaman dan penentangan dari negara-negara tetangga. Korut berdalih, roket tersebut untuk menerbangkan satelit.

Berita peluncuran roket Korut disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan, seperti dikutip Reuters. Korut disebut meluncurkan roket dari wilayah selatan, seperti yang direncanakan, melintasi wilayah selatan pulau Okinawa Jepang.

Kantor berita Korsel Yonhap mengatakan, roket sukses melakukan pemisahan dalam tahap awal peluncuran.

Peluncuran ini tetap dilakukan Korut kendati dianggap pelanggaran terhadap sanksi PBB yang melarang negara itu menggunakan teknologi rudal balistik. Rezim Kim Jong Un sebelumnya telah memberitahu soal rencana ini, mengatakan roket digunakan untuk membawa satelit pemantau bumi.

Namun beberapa negara, seperti Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat mengatakan satelit hanya dalih Korut untuk menguji rudal balistik antarbenua pembawa hulu ledak nuklir mereka.

Pejabat AS sebelumnya mengatakan, roket yang digunakan dalam peluncuran kali ini juga bisa dipasangkan hulu ledak nuklir.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa peluncuran roket itu "sangat tidak bisa diterima". Jepang sebelumnya mengancam akan menembak jatuh roket Korut jika rencana itu tetap dijalankan.

"Memaksakan peluncuran jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan merupakan provokasi serius terhadap keamanan negara kita," kata Abe kepada parlemen Rabu pekan lalu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang sebelumnya juga menyatakan keprihatinan yang mendalam atas rencana Korut itu.

"Kami berharap Korut menahan diri dan menimbang setiap tindakannya. Mereka tidak seharusnya melakukan aksi yang bisa meningkatkan ketegangan di semenanjung," kata Lu pekan lalu.

Awalnya Korut mengatakan peluncuran akan dilakukan antara tanggal 8-25 Februari namun mengubahnya pada Sabtu lalu menjadi 7-14 Februari.

Maskapai Jepang dan Korsel telah mengalihkan jalur penerbangan mereka menjauh dari lokasi kemungkinan bagian dari roket akan jatuh. Berdasarkan koordinat yang diberikan Korut kepada Organisasi Maritim Internasional, roket akan jatuh di perairan antara Korsel dan China. Roket tahap kedua akan jatuh di perairan utara Filipina.

Ini adalah kali kedua dalam dua bulan terakhir Korut membuat berang negara tetangga. Sebelumnya bulan lalu, Korut mengklaim telah menguji bom nuklir yang keempat mereka, memicu kecaman dari banyak negara. Namun AS sangsi Korut bisa membuat bom semacam itu.

Korut diyakini tengah berupaya memperkecil ukuran hulu ledak nuklir agar muat pada rudal. Para ahli meragukannya karena teknologi itu masih belum dimiliki oleh Pyongyang.

Pemerintahan Kim Jong Un bersikeras peluncuran roket adalah hak mereka sebagai negara berdaulat untuk mengembang program antariksa. Rencana Korut ini dicegah oleh resolusi Dewan Keamanan yang melarang negara tersebut mengembangkan roket jarak jauh.

Roket jarak jauh Korut terakhir diluncurkan pada Desember 2012, mengirimkan satelit komunikasi ke orbit bumi.

CNN Indonesia

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait