Apakah pekerja Indonesia siap hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN?

Masyarakat Ekonomi ASEAN diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.
Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah berlaku sehingga perdagangan bebas yang mencakup barang dan jasa antar sesama negara anggota ASEAN tidak ada batasnya lagi.

Hal ini membawa dampak, terutama bagi pekerja ASEAN dalam bidang tenaga medis, arsitek, dokter gigi, perawat, akuntan, tenaga riset dan pariwisata yang kini dapat bekerja di negara ASEAN bila memiliki spesialisasi yang dibutuhkan.

Namun ekonom Kresnayana Yahya dari Universitas Airlangga menilai sebagian besar pekerja Indonesia belum siap.

"Di Indonesia sendiri, kerja jasa itu masih belum populer. Dalam arti penghargaannya, bukan hanya uang tapi pengakuannya juga belum sebesar itu," kata Kresnayana.

"Di Singapura dan Malaysia pariwisata itu contohnya sudah jadi main source of income (pemasukan utama). Indonesia masih sangat kecil. Karena itu, profesional dalam bidang ini juga masih sangat terbatas," jelas Kresnayana Yahya.

Tapi menurut staf ahli Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sofyan Wanandi, masyarakat tidak perlu khawatir.
Delapan bidang jasa akan bersaing dengan adanya MEA.
"Kita tidak melihat itu sebagai tantangan dan saingan Indonesia. Karena mereka (pekerja ASEAN) ini menurut saya tidak mungkin masuk ke Indonesia dengan suatu yang namanya hasil yang berkurang kan," anggap Sofyan.

"Orang-orang mereka yang lebih pintar itu kan tentu tidak mau bekerja di tempat yang mereka lebih murah dibayar," tambah Sofyan.

Membekali diri

Agar pekerja Indonesia tidak kalah bersaing, ekonom Kresnayana Yahya mengatakan para pekerja harus pandai membekali diri dengan aneka keterampilan seperti berbahasa asing terutama bahasa Inggris, dan mengikuti berbagai pelatihan.

Sektor jasa di luar Jakarta harus ditingkatkan.
Dia pun berpendapat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bisa menjadi kesempatan emas bagi profesional Indonesia untuk mendapatkan pengalaman bekerja di luar negeri mulai dari level staf, supervisor, manajer hingga direktur.

"Asal orang Indonesia tidak merasa terlalu homy (nyaman di rumah atau negara sendiri) dan malas berusaha," tuturnya.

Selain itu, Kresna juga berpesan bahwa pemerintah daerah harus lebih banyak mengembangkan sektor jasa agar tenaga kerja Indonesia memiliki banyak pengalaman di bidang jasa sehingga siap bekerja di luar negeri.

Masyarakat Ekonomi ASEAN dibentuk oleh para pemimpin ASEAN untuk membentuk sebuah pasar tunggal di Asia Tenggara.

Harapannya, agar ASEAN dapat menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing yang dibutuhkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(BBC)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait