AS prihatinkan pencabutan embargo rudal Rusia ke Iran

Kesepakatan pembelian sistem rudal S300 dicapai pada 2007, namun dihentikan pengirimannya pada 2010 akibat embargo PBB
Amerika Serikat menyatakan keprihatinan atas keputusan Rusia yang mencabut larangan pasokan sistem rudal canggih pertahanan udara kepada Iran.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyatakan hal itu dalam percakapan telepon denganMenlu Rusia, Sergey Lavrov, ungkap Gedung Putih.

Russia mengatakan, embargo tak lagi perlu sesudah kesepakatan sementara dicapai terkait program nuklir Iran.

Teheran dan enam negara besar dunia dijadwalkan menuntaskan kesepakatan itu pada 30 Juni.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest tidak menyebut rincian percakapan telepon itu, namun menegaskan bahwa "koodinasi dan persatuan" dengan negara seperti Rusia merupakan kunci untuk mencapai kesepakatan dengan Iran.

Rudal S-300 Rusia itu bisa menjatuhkan jet dan rudal lain. Seorang juru bicara Pentagon mengatakan, langkah Rusia itu "tidak membantu," dan bahwa penyesalan mereka disampaikan melalui "saluran-saluran diplomatik yang layak."

Rusia menyetujui penjualan sistem S-300 ke Iran pada 2007, namun pengirimannya dihentikan pada 2010 setelah PBB menetapkan sanksi kepada Iran terkait program nuklirnya.

Sistem S-300 bisa menjatuhkan jet tempur dan rudal lain
S-300 adalah sistem rudal permukaan ke udara yang bisa digunakan untuk berbagai sasaran, termasuk jet, dan juga bisa menjatuhkan rudal lain.

Teheran menyambut baik langkah Rusia yang merupakan langkah "ke arah stabilitas dan keamanan di kawasan," kata MEnteri Pertahanan Hossein Dehghan.

Sebaliknya, Israel menyambutnya dengan kekecewaan.

"Ini merupakan hasil langsung dari legitimasi yang diperoleh Iran dari kesepakatan nuklir itu,'' kata Menteri Inteljen Yuval Steinitz.

Sistem itu akan meningkatkan kemampuan Iran menghadapi serangan udara.

Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan, S-300 adalah senjata yang eksklusif untuk pertahanan, yang tak bisa digunakan untuk kepentingan serangan, dan tak akan membahayakan keamanan negara manapun, termasuk, tentu saja, Israel."

Tidak jelas, kapan sistem rudal itu akan dikirim. Rusia sudah tidak lagi memproduksi model yang disepakati dalam kontrak, dan kini menawarkan versi lebih baru.(BBC)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait