4 Fakta jet tempur Saudi sasar Houthi, malah hancurkan KBRI

Rudal diduga dari jet tempur Saudi hancurkan KBRI Yaman.
Arab Saudi sejauh ini jadi tertuduh utama kehancuran Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ibu Kota Sana'a, Yaman, dua pekan lalu.

Nyaris seluruh bangunan milik pemerintah RI itu rusak akibat serangan kemarin. Beberapa WNI luka ringan, ketika berusaha menyelamatkan diri. Belum jelas berapa kerugian pemerintah akibat konflik perebutan kekuasaan di Yaman itu.

Merujuk perkembangan terakhir, 37 WNI yang sempat bertahan di KBRI Sana'a telah diungsikan ke Kota Hudaidah lewat jalur darat pada pukul 04.00 kemarin (21/4) waktu setempat. Akibat serangan itu, 46 warga sipil Yaman tewas.

Tapi sebetulnya, bagaimana insiden ini bisa terjadi? Kenapa pula jet tempur Arab Saudi, bersama Liga Arab, yang jadi tersangka utama penyerangan kawasan KBRI, bukan pemberontak Houthi?

Berikut rangkuman faktanya oleh merdeka.com berdasarkan keterangan Kementerian Luar Negeri:

1.Incar gudang senjata Houthi, malah kena KBRI
Pada saat kejadian, jet tempur Liga Arab diketahui membombardir kawasan di Bukit Faj Attan, dekat distrik Hadda. Di Hadda, terletak Istana Kepresidenan Yaman dan komplek kedutaan besar pelbagai negara. Selain KBRI, kedutaan Malaysia dan Maroko ada di distrik itu. Sedangkan obyek serangan Saudi kira-kira 1 kilometer dari KBRI.

Laporan bahwa Saudi yang memimpin serangan diterima tidak hanya oleh pejabat Kemenlu. Media massa seperti Aljazeera, Al Arabiya, hingga BBC telah memverifikasi bahwa serbuan Liga Arab tersebut terjadi pada Senin (20/4) pukul 11.00 waktu setempat.

Dari kesaksian Muhammad Wazier Hidayat yang sedang menempuh pendidikan di Yemenia University, serangan rudal itu datang tiba-tiba sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Delapan belas orang yang berada di dalam gedung berhasil selamat.

Jubir militer Saudi, Brigjen Ahmed Asseri mengatakan serangan itu harus dilakukan. Intelijen Liga Arab menyatakan pemberontak syiah Houthi menyembunyikan senjata di rumah-rumah warga yang sudah ditinggalkan.

2.Saudi akui kemungkinan bikin KBRI hancur
Pemerintah Indonesia, beberapa jam setelah insiden pengeboman KBRI di Sana'a, belum berkomentar soal pelaku. Belakangan, protes resmi langsung diajukan kepada Duta Besar Arab Saudi Mustafa I.A Mubarak.

"Saya melakukan pertemuan dengan Dubes Saudi. Intinya dua. Saya meminta penjelasan mengenai apa yang terjadi 20 April kemarin, saya minta penjelasan dari beliau" kata Menlu Retno L.P Marsudi saat ditemui di sela-sela Konferensi Asia Afrika, Balai Sidang Jakarta, Selasa (21/4).

Retno tidak menjawab, adakah permintaan maaf dari Dubes Mustafa atas serangan udara yang menyasar bangunan diplomatik tersebut.

Yang jelas, Dubes menjelaskan pada Menlu Retno, kalau memang bom jet tempur Saudi menghancurkan KBRI, maka itu tidak disengaja. "Dubes menegaskan atau mengulangi ini bukan direct target, jadi telah disampaikan bahwa ini bukanlah sasarannya tapi target lain, namun imbasannya adalah ke KBRI Sana'a," kata Retno.

3.RI sudah minta Saudi hati-hati serang Sana'a
Indonesia menyesalkan serangan yang berdampak pada kerusakan KBRI tersebut. Soalnya, jauh-jauh hari pemerintah sudah menjelaskan lokasi perwakilan RI di Yaman, tujuannya agar serbuan militer tak sampai menimpa korps diplomatik asing di Sana'a.

"Sebab 26 Maret lalu Indonesia sudah memberikan info mengenai longitude dan latitude lokasi Indonesia di Sana'a. Baik KBRI maupun Wisma Duta kita sudah berikan koordinatnya," kata Retno.

Pemerintah Indonesia belum menuntut permintaan maaf. Namun, Retno mengatakan dia menyesalkan serangan ini, karena pasukan Liga Arab seharusnya tahu obyek vital seperti kedutaan asing harus dilindungi di area konflik.

"Saya sampaikan juga mengenai masalah proteksi terhadap visi misi diplomatik konsuler," tandasnya.

4.Kemenlu isyaratkan minta Saudi ganti rugi
Terkait apakah akan ada ganti rugi, menlu belum berkomentar. Dia masih menunggu penjelasan tambahan dari pihak Saudi. Tapi isyarat bahwa akan ada tuntutan ganti rugi secara sekilas sudah disampaikan kepada Dubes Mustafa.

"Saya meminta penjelasan dari mereka dan mencari penjelasan apa yang akan mereka lakukan," ungkap Menlu.

Tidak ada WNI jadi korban jiwa, dan cuma tiga orang luka. Namun Retno mengatakan aset-aset utama pemerintah Indonesia di KBRI nyaris seluruhnya hancur.

"Total, 80 persen gedung mengalami kerusakan, sementara semua kendaraan yang tengah diparkir ikut hancur." (MERDEKA)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait