Rusia Berencana Membangun Kapal Induk Pertama Pasca-Soviet, Bangkitkan Kembali Aviasi Laut

Krisis Ukraina dan bentrokan dengan Barat membuat Rusia mempercepat realisasi pembuatan kapal perang kelas berat.
Pada awal Maret lalu, Wakil Komandan Angkatan Laut Rusia Laksamana Igor Kasatonov mengumumkan Rusia akan membangun kapal induk. Pembuatan kapal induk tersebut diperkirakan akan dimulai pada 2025.

Jika kita mencatat semua pernyataan pemerintah dan pejabat militer senior Rusia mengenai rencana pembuatan kapal induk setelah bubarnya Uni Soviet, terdapat daftar panjang proyek yang tak pernah direalisasikan. Bagaimana kali ini?

Dilihat dari sejarah, Angkatan Laut Rusia merupakan bagian dari salah satu armada terkuat di dunia. Kehadiran kapal selam nuklir pada paruh kedua abad ke-20 menambah fungsi angkatan laut untuk melakukan perlindungan strategis. Guna melindungi wilayah penyebaran pesawat pengebom strategis dan bepartisipasi dalam sejumlah konflik di negara dunia ketiga, Uni Soviet mulai membuat helicopter cruiser pada tahun 1960-an, diikuti oleh kapal penjelajah pengangkut pesawat kelas berat (TARK) pada tahun 1970-an.

Tak seperti milik AS, kapal induk Soviet dapat melindungi diri sendiri. Namun, keberadaan senjata perlindungan dalam kapal induk membuat berkurangnya jumlah pesawat yang dapat diangkut. Selain itu, kapal juga tidak memiliki pelontar, yang merupakan satu-satunya cara untuk mengangkat pesawat dari dek kapal.

Kapal Baru, Tugas Lama

Saat ini, kapal induk dibutuhkan untuk melakukan tugas yang sama seperti pada masa Uni Soviet. Pembuatan kapal tersebut juga akan berkaitan dengan beragam modernisasi dan penyebaran komponen angkatan laut milik Pasukan Rudal Strategis. Sekarang ini, Rusia sedang melakukan modernisasi terhadap setengah lusin pesawat Soviet Su-33 yang dibuat berdasarkan rancangan TARK “Admiral Kuznetsov” dan akan membeli pesawat MiG-29K baru. Pesawat kargo generasi kelima pun diperkirakan akan dibuat tak lama lagi.

Berbeda dengan pembuatan pesawat, pembuatan armada kapal menghadapi berbagai rintangan dan telah ditunda sejak awal 2000-an. Sejauh ini, hal yang berhasil dibuat hanyalah model prototipe, yang baru-baru ini dipamerkan di Krylov State Research Center. Kapal induk atom yang baru yang dipamerkan tersebut mampu mengangkut seratus pesawat serta memiliki pelontar.

Persiapan Realisasi

Krisis Ukraina dan bentrokan dengan Barat membuat Rusia mempercepat realisasi pembuatan kapal perang kelas berat. Kasatonov menyebutkan, Rusia hendak mengembangkan pengalaman dalam membuat dan mengoperasikan kapal modern berukuran besar sambil merealisasikan proyek kapal penghancur “Leader”, yang akan menjadi basis dari pembuatan kapal induk. Program modernisasi persenjataan Rusia hingga 2020 tidak memuat rencana pembuatan kapal induk. Namun, industri kapal telah bersiap diri jika pemerintah sewaktu-waktu memesan armada tersebut.

Pada pertengahan Februari, Kepala Bidang Aviasi Angkatan Laut Rusia Mayor Jendral Igor Kozhin menyebutkan, secara teknis semua hal telah siap dan kapal induk mungkin dapat dibuat dalam delapan hingga sepuluh tahun mendatang.

Namun, belum diketahui di mana badan kapal induk tersebut akan dibuat, karena galangan kapal Nikolaev yang menjadi tempat pembuatan kapal TARK pada masa Soviet kini berada di Ukraina. Banyak pakar berpendapat pembuatan kapal induk baru hanya dapat terlaksana setelah Rusia menyelesaikan pembangunan saluran DAM perusahaan Sevmash, tempat seluruh modernisasi telah ‘mengantre’. Setelah Krimea bergabung kembali dengan Rusia, kandidat lain untuk menjadi perancang kapal induk adalah perusahaan Kerch Zaliv (Teluk), yang memiliki dermaga terbesar pada masa Uni Soviet. Kepala Republik Krimea Sergey Aksenov secara spesifik menyebutkan hal tersebut mungkin saja terjadi.

Dalam beberapa tahun mendatang, armada Rusia akan fokus melindungi garis pantai mereka dan membangkitkan kembali aviasi laut yang telah ‘tidur’ sejak era 1990-an. Kapal induk akan menjadi tahap pembangunan selanjutnya. Kali ini, pernyataan yang dibuat pemerintah terlihat cukup realistis dan sesuai dengan kebutuhan sejumlah kapal pengawal dan penghancur di masa mendatang.(RBTH Indonesia)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait