Sepanjang 2014, AU Denmark mengerahkan jet-jet F-16 sebanyak 58 kali untuk mengusir pesawat-pesawat militer Rusia yang masuk ke wilayah udara negeri itu. |
Russia mulai mengeluarkan ancaman terhadap NATO yang berniat menjaga keamanan negara-negara Baltik. Salah satunya memperingatkan Denmark agar tak bergabung dengan sistem pertahanan rudal NATO karena membuat angkatan laut negeri itu menjadi sasaran sah serangan nuklir Rusia.
"Saya kira Denmark tak benar-benar memahami konsekuensinya jika bergabung dengan sistem pertahanan rudal yang dipimpin AS. Jika mereka tetap bergabung maka kapal-kapal perang Denmark akan menjadi target rudal nuklir Rusia," kata Mikhail Vanin, Duta Besar Rusia untuk Denmark kepada harian Jylland-Posten, Sabtu (21/3/2015).
"Denmark menjadi bagian ancaman untuk Rusia. Akibatnya negeri itu menjadi kurang aman dan hubungannya dengan Rusia juga memburuk. Tapi semuanya adalah keputusan pemerintah Denmark. Saya hanya mengingatkan bahwa keuangan dan keamanan negeri ini akan menderita," ujar Vanin.
"Di saat yang sama Rusia memiliki rudak yang pasti bisa menembus sistem pertahanan rudal di masa depan," ancam Vanin.
Menteri Luar Negeri Denmark Martin Lindegaard langsung bereaksi terhadap ancaman Rusia tersebut. Dia menyebut pernyataan Dubes Vanin itu sama sekali tak dapat diterima.
"Jika benar dia mengucapkan pernyataan itu, maka pernyataan tersebut tak bisa diterima. Rusia sangat memahami bahwa sistem pertahanan rudal NATO murni bersifat bertahan dan tidak mengincar Rusia," ujar Lindegaard.
"Dalam banyak isu penting kami banyak bertentangan dengan Rusia, namun kami juga bekerja sama misalnya di Artik sehingga sangat penting untuk menjaga tensi hubungan antara kedua negara tidak memanas," tambah Lindegaard.
Pernyataan Dubes Vanin itu dikeluarkan tak lama setelah angkatan bersenjata Denmark merilis rincian gangguan di wilayah udara negeri itu.
Militer Denmark mengatakan telah mengerahkan skuadron jet tempur F-16 sebanyak 58 kali sepanjang 2014 untuk mengusir pesawat-pesawat tempur Rusia. Angka itu meningkat dua kali lipat dibanding pada 2012. (Tribunnews)
"Saya kira Denmark tak benar-benar memahami konsekuensinya jika bergabung dengan sistem pertahanan rudal yang dipimpin AS. Jika mereka tetap bergabung maka kapal-kapal perang Denmark akan menjadi target rudal nuklir Rusia," kata Mikhail Vanin, Duta Besar Rusia untuk Denmark kepada harian Jylland-Posten, Sabtu (21/3/2015).
"Denmark menjadi bagian ancaman untuk Rusia. Akibatnya negeri itu menjadi kurang aman dan hubungannya dengan Rusia juga memburuk. Tapi semuanya adalah keputusan pemerintah Denmark. Saya hanya mengingatkan bahwa keuangan dan keamanan negeri ini akan menderita," ujar Vanin.
"Di saat yang sama Rusia memiliki rudak yang pasti bisa menembus sistem pertahanan rudal di masa depan," ancam Vanin.
Menteri Luar Negeri Denmark Martin Lindegaard langsung bereaksi terhadap ancaman Rusia tersebut. Dia menyebut pernyataan Dubes Vanin itu sama sekali tak dapat diterima.
"Jika benar dia mengucapkan pernyataan itu, maka pernyataan tersebut tak bisa diterima. Rusia sangat memahami bahwa sistem pertahanan rudal NATO murni bersifat bertahan dan tidak mengincar Rusia," ujar Lindegaard.
"Dalam banyak isu penting kami banyak bertentangan dengan Rusia, namun kami juga bekerja sama misalnya di Artik sehingga sangat penting untuk menjaga tensi hubungan antara kedua negara tidak memanas," tambah Lindegaard.
Pernyataan Dubes Vanin itu dikeluarkan tak lama setelah angkatan bersenjata Denmark merilis rincian gangguan di wilayah udara negeri itu.
Militer Denmark mengatakan telah mengerahkan skuadron jet tempur F-16 sebanyak 58 kali sepanjang 2014 untuk mengusir pesawat-pesawat tempur Rusia. Angka itu meningkat dua kali lipat dibanding pada 2012. (Tribunnews)