Amerika Serikat dan Turki Melatih Pemberontak Suriah

Tentara Turki berjaga di Suruk, distrik Sanliurfa, perbatasan Turki dan Suriah saat matahari akan terbenam, Oktober 2014. Okatali/Anadolu Agency/Getty Images
Amerika Serikat dan Turki menandatangani nota perjanjian berisi kesepakatan memberikan pelatihan dan mempersenjatai pemberontak Suriah. Keterangan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Turki kepada media, Kamis, 19 Februari 2015.

"Kesepakatan tersebut diteken Wakil Menteri Luar Negeri Turki dan Duta Besar Amerika Serikat," kata pejabat yang tak bersedia disebutkan namanya kepada kantor berita Reuters.

AS menjelaskan, pihaknya merencanakan mengirim lebih dari 400 pasukan, termasuk pasukan khusus, guna melatih pemberontak di luar wilayah Suriah. "Pelatihan ini sebagai bagian dari perang melawan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)," ucapnya.

Laman berita Al Jazeera pada edisi Jumat, 20 Februari 2015, menyebutkan Pentagon telah mengidentifikasi sekitar 1.200 pemberontak yang berpotensi untuk dilatih. "Mereka dipersiapkan untuk perang melawan pasukan pemerintah Suriah."

Dia menyatakan mereka juga akan melatih sekitar 5.000 pemberontak Suriah dalam waktu satu-tiga tahun. "Arab Saudi dan Qatar, menyusul Turki. Kedua negara akan mempersiapkan wilayahnya sebagai tempat latihan para pemberontak."

Turki berharap pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan tempur kelompok oposisi yang kini mulai lemah dan bercerai berai dalam menghadapi kekuatan pasukan Presiden Bashar al-Assad. Menurut Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Turki merupakan aktor kunci dalam konflik di Suriah. "Kelompok perlawanan di Suriah mulai lemah menghadapi pasukan pemerintah."

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait