Iran Dikabarkan Akan Ekspor Kowsar, Kemana?


Setelah peluncuran pesawat tempur ringan bermesin ganda Angkatan Udara Iran, Kowsar pada bulan Agustus 2018 dan inisiasi produksi massal pesawat itu tiga bulan kemudian, militer Iran telah mengumumkan kesiapan untuk mengekspor platform tempur itu ke negara-negara sahabat, sepreti dilansir dari laman Military Watch.

Demonstrasi para pejuang kepada pembeli potensial selama pameran udara di Pulau Kish itu dilaporkan dimaksudkan untuk menunjukkan tidak hanya kemampuan penerbangan militer Iran, tetapi juga potensi Kowsar kepada para pembeli potensial.

Brigadir Jenderal Abdoklarim Banitarafi, kepala Organisasi Industri Dirgantara Iran, telah mengumumkan dalam upacara pembukaan pameran udara mengenai Koswar: “Kami telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengekspor produk-produk yang kami diizinkan untuk dijual, yang akan mencakup ekspor para pejuang”.

Sementara Kowsar jauh dari jet tempur pertama yang diproduksi oleh Iran, itu adalah yang pertama memasuki produksi massal. Platform ini dibangun berdasarkan pada F-5E Tiger II, yang diperoleh dari Amerika Serikat pada tahun 1970-an yang terkenal karena efektivitas biaya dan persyaratan perawatan yang rendah.


Sementara varian modern dari F-5 terus digunakan secara luas oleh klien pertahanan AS, termasuk Swiss, Taiwan, Singapura dan Thailand, Kowsar dilaporkan jauh lebih mampu daripada platform asli buatan Amerika Serikat.

Pesawat tempur ini menggunakan sensor dan avionik high end. Menurut beberapa analis, jet tempur ini mampu menyebarkan rudal udara-ke-udara jarak jauh Fakour 90 yaitu turunan dari rudal udara-ke-udara AIM-54 buatan Amerika yang memberikan kemampuan serangan lebih jauh daripada pesawat tempur lainnya di Timur Tengah.

Menurut Jenderal Banitarafi bahwa Iran telah mencapai perjanjian ekspor dengan China, Rusia dan Indonesia. Meskipun akuisisi oleh China dan Rusia terhadap para pejuang Iran adalah sangat tidak mungkin, ada kemungkinan bahwa negara-negara tersebut memasok teknologi radar, avionik atau rudal untuk para pejuang yang akan diekspor oleh Iran kepada pihak ketiga, seperti yang telah dilakukan China untuk JF-17 Pakistan.

Sementara TNI AU memodernisasi dengan mengakuisisi jet tempur superioritas udara Su-35 dari Rusia, Kowsar dapat memainkan peran kunci dalam memperluas armada tempur ringan negara dan mendukung skuadron tempur F-16 Fighting Falcon yang ada.


Sejumlah negara Afrika, mungkin Sudan yang sebelumnya mengoperasikan F-5, juga telah disorot sebagai calon klien masa depan. Kowsar juga dapat dipasarkan kepada klien Timur Tengah seperti Lebanon atau Suriah sebagai alternatif yang lebih murah untuk jet tempur ringan regional seperti MiG-29, J-10, F-16 dan JF-17.

Pemasaran Kowsar untuk ekspor ini dapat memberikan pendapatan tambahan yang sangat dibutuhkan bagi sektor pertahanan Iran, dan untuk menandai awal kemunculannya sebagai kekuatan dirgantara militer, meskipun kecil.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait