Darmin Ungkap Penyebab Pertumbuhan Ekonomi RI Kalah Dari Malaysia

Darmin Ungkap Penyebab Pertumbuhan Ekonomi RI Kalah Dari Malaysia

Perekonomian Indonesia yang masih tumbuh di level 5% nampaknya perlu dibenahi lagi dari sisi kualitasnya. Meski masih tinggi namun hal tersebut masih jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat menjadi pembicara kunci pada Rakornas Pariwisata III di Jakarta, Kamis (27/9/2018).

Darmin mengatakan, ekonomi Indonesia sebetulnya sudah pulih dari masa-masa sulit krisis di 2008.

"Pemerintah sudah mulai melihat ekonomi dunia akan mulai pulih dari sakit yang panjang 2008, dan kalau ekonomi dunia pulih yang akan terjadi perdagangan dunia juga akan pulih," kata Darmin.

Pemulihan ekonomi dunia juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi Indonesia. Darmin menuturkan, di saat ekonomi dunia pulih pun membuat perdagangan internasional bertumbuh dengan cepat.

Dengan perdagangan internasional yang tumbuh cepat juga bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Namun, hal tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh Indonesia.

"Jangan sampai yang tadinya pertumbuhan ekonomi 5%, kita 5% dianggap wah bagus bukan cuma lumayan lagi, begitu perdagangan dunia pulih akan banyak negara yang cepat melampaui kita," tambah Darmin.

Pertumbuhan ekonomi nasional di level 5% bisa disusul oleh negara-negara tetangga karena didukung oleh ekspor.

Mantan Dirjen Pajak ini mengatakan, usai krisis 1998 di Indonesia bukan industri orientasi ekspor yang dikembangkan, melainkan industri pengolahan yang menghasilkan sumber daya alam (SDA).

"Bedanya negara kita dengan yang lain, saat ekonomi dunia pulih kita kalah dengan Malaysia, Thailand karena dia mengembangkan industri orientasi ekspor," jelasnya.

Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengejar dan membuat kualitas pertumbuhan ekonomi nasional menjadi lebih baik lagi melalui pengembangan sektor pariwisata.

"Karena ini kegiatan yang relatif cepat bisa dikembangkan walaupun tidak bisa dibilang murah, tapi kalau membangun destinasi pariwisata itu harus dibangun secara besar-besaran dari infrastruktur, produknya, pertunjukan, pemandangan alam apapun yang mau dijual dan supportingnya, restoran, hotel, bahkan tempat makan dan homestay yang levelnya menengah bawah," ungkap dia.

Sumber : DETIK

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait