Jerman dan Spanyol Mulai Lirik Jet Tempur “Next-Gen” Airbus

Jet tempur Eurofighter Typhoon melakukan uji penerbangan membawa rudal jelajah KEPD 350
Taurus. © MBDA Systems

Sepertinya Jerman, Spanyol dan negara-negara Eropa lainnya mulai menjelajahi pasar untuk mengadopsi pesawat tempur multiperan yang layak. Pesawat tempur “Next-Gen” (generasi-berikutnya) mungkin saja berasal dari raksasa dirgantara yang berbasis di Toulouse, Airbus, seperti dilansir dari Deutsche Welle.

Hingga kini sebagian besar armada udara Eropa masih mengandalkan pesawat tempur F-16 dan Eurofighter Typhoon lawas, selain Tornado, akan tetapi dengan AS yang mulai goyang komitmennya terhadap NATO, mungkin sudah saatnya bagi Eropa untuk menangani lebih banyak kebutuhan pertahanannya di rumah sendiri.

Spanyol dan Jerman sudah mulai mencurahkan sumber dayanya dalam proyek jet tempur pan-Eropa. Kepala Airbus Defense Fernando Alonso mengatakan, “semoga saja pemain lain di masa depan” akan turut berkontribusi pada biaya awal yang signifikan untuk merancang pesawat tempur masa depan tersebut.

Dari sudut pandang blok keamanan, yang mengembunkan penyebaran sistem persenjataan udara dengan pesawat tempur buatan Eropa yang baru nantinya akan dapat merampingkan operasi pertahanan bagi ke 28 negara Eropa, tambah media Jerman tersebut.

Seperti saat ini, negara-negara tersebut masih menggunakan berbagai jenis pesawat terbang. Beberapa diantara mereka,  memang sudah berpartisipasi mendanai proyek jet tempur F-35 berteknologi tinggi namun masih sering rusak, yaitu Denmark, Italia, Belanda, Norwegia, Inggris, dan Turki, menurut situs web Lockheed Martin.

Sementara Lithuania kini hanya memiliki satu pesawat tempur dari 14 unit pesawatnya yang mereka miliki dan itupun berasal dari jalur produksi di tahun 1970-an. Bahkan Estonia tidak memiliki pesawat tempur dalam persediaannya saat ini.

Menurut Alonso, bahkan hanya dengan dua atau tiga jenis sistem senjata udara berbeda yang digunakan oleh negara-negara NATO akan sangat tidak efisien dan tentu saja menghabiskan lebih banyak uang dari waktu ke waktu.

Pemerintah Jerman tampaknya mengambil pendekatan secara metodis dan datar dalam hal mempertimbangkan semua pilihannya. Selain ikut mendanai pengembangan jet masa depan buatan Airbus, Luftwaffe pun telah mengajukan permintaan kepada Pentagon untuk rincian tentang pesawat F-35 yang mahal.

Kementerian Pertahanan Jerman menyatakan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan evaluasi mendalam terhadap ketersediaan solusi pasar, termasuk F-35.

China bahkan mampu membuktikan menjadi faktor x sebagai raksasa penerbangan, serta memungkinkan sebagai solusi bagi armada udara Eropa. Pada tanggal 1 Juni, Beijing telah meneken nota kesepahaman dengan Airbus dibidang penerbangan dan kedirgantaraan yang semakin meningkatkan semangat kerja sama, menurut pengumuman Airbus di situsnya.

J-20 China telah terlihat dan terbang, mirip dengan pesawat tempur siluman generasi kelima F-35 buatan Lockheed Martin, yang mengarahkan banyak orang percaya, entah bagaimana caranya China mungkin berhasil mendapatkan cetak biru salah satu pesawat canggih buatan Amerika tersebut.

Rasa penasaran orang-orang tidak perlu menunggu terlalu lama. Sebuah laporan rahasia dari Pentagon yang bocor ke Washington Post,  menyebutkan adanya konflik dunia maya (siber) antara China dan AS pada tahun 2013 dimana program F-35 senilai US $ 1,4 triliun itu telah diretas. Kebocoran data sebesar 50 terabyte tersebut termasuk rincian tentang desain mesin dan desain kemudi/kendali dari F-35.

Sumber : Jakartagreater

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait