![]() |
CEO Dassault Aviation, Eric Trappier berfoto didepan Rafale C |
Produsen pesawat asal Prancis, sedang melihat adanya peluang kontrak pada penjualan baru untuk jet tempur Rafale pada tahun 2018, menurut CEO Dassault Aviation SA, Eric Trappier dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Prancis Sud-Ouest pada hari Minggu, seperti di lansir dari Reuters.
“Setelah penekenan kontrak di India, tentang pengiriman 36 jet tempur Rafale, dan selanjutnya 24 jet tempur ini dipesan oleh Mesir serta 24 jet tempur lainnya dipesan oleh Qatar, kami harus segera menyelesaikan kontrak ke-4 di luar negeri, namun lebih tepatnya pada tahun 2018 nanti”, ujar Trappier dalam wawancara tersebut.
CEO Dassault Aviation tersebut menambahkan bahwa kini sedang dilakukan pembicaraan dengan India mengenai kontrak kedua yang potensial.
“Kami terutama, sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Malaysia untuk pengadaan 18 unit jet tempur Rafale, tetapi juga dengan India mengenai kontrak kedua”, kata CEO Dassault Aviation tersebut.
Eric Trappier juga menambahkan bahwa kebutuhan India akan jet tempur sangatlah besar, karena untuk Angkatan Laut India, diperkirakan membutuhkan 57 unit jet tempur.
Jet tempur Rafale dipandang memiliki peluang terbesar di Malaysia, karena negara tersebut berencana menggantikan armada jet tempur MiG-29 buatan Rusia yang telah menua. Untuk kesepakatan menjual 18 unit jet tempur tersebut berpotensi lebih dari US $ 2 miliar, tambah narasumber.
Sementara itu, beberapa waktu yang lalu dikabarkan bahwa pemerintah Malaysia berencana menjual jet tempur MiG-29 kepada India dalam upaya untuk mendapatkan suku cadang bagi armada jet tempur Su-30 yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Malaysia (TUDM).
“Ada kemungkinan mereka membeli pesawat MiG 29 tersebut untuk direparasi. Dan kami akan menerima suku cadang untuk pesawat tempur Su-30”, kata Najib Razak dalam konferensi pers di Chennai, India.
Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Razak mengatakan adanya usulan itu diantara aspek kerjasama militer yang telah disetujui oleh Malaysia dan India. Ia mengatakan bahwa Departemen Pertahanan dan TUDM akan melihat bentuk kerjasama tersebut, termasuk perawatan dan suku cadang jet tempur Su-30 yang dimiliki saat ini.