Koalisi militer Arab Saudi akhiri gencatan senjata di Yaman

Pemerintah Arab Saudi dan beberapa negara Arab membantu pemerintah Yaman dalam memerangi pemberontak Houthi.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi menyatakan tidak akan menuruti gencatan senjata di Yaman yang diumumkan Desember 2015.

Koalisi menuding pemberontak Houthi dan pasukan yang loyal kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh menembakkan rudal balistik ke Arab Saudi, menyerang pos-pos perbatasan, dan menggempur kawasan permukiman warga.

“Semuanya ini menunjukkan mereka kurang serius dan tidak memedulikan nyawa warga sipil sekaligus berupaya memanfaatkan gencatan senjata agar lebih unggul,” sebut pernyataan koalisi melalui media Arab Saudi.

Meski demikian, lanjut pernyataan tersebut, koalisi masih ‘berniat menciptakan kondisi yang tepat untuk mencapai solusi damai’.
Gencatan senjata dimulai pada 15 Desember lalu, bersamaan dengan perundingan yang difasilitasi PBB untuk mengakhiri konflik di Yaman.

Akan tetapi, perundingan itu bubar beberapa hari kemudian tanpa menghasilkan kesepakatan. Perundingan lebih lanjut dijadwalkan berlangsung akhir Januari 2016.

Konflik di Yaman bermula ketika pemberontak Houthi yang bermazhab Syiah menduduki sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sana’a, sehingga pemerintah terpaksa mengungsi pada Maret 2015.
Konflik di Yaman bermula ketika pemberontak Houthi yang bermazhab Syiah menduduki sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sana’a, sehingga pemerintah terpaksa mengungsi pada Maret 2015.

Pemerintah Arab Saudi dan beberapa negara Arab kemudian memutuskan membantu pemerintah Yaman dalam memerangi pemberontak Houthi.

Akibat peperangan ini, sekitar 6.000 orang telah meninggal dunia sejak Maret 2015. Dari jumlah tersebut, hampir setengahnya merupakan warga sipil.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait