Pesawat Udara Iran Kini Dilengkapi Glide Bomb

Bom luncur – dikenal sebagai “glide bomb” – tidak memiliki pendorong dan mesin apa pun, senjata ini mengenai target dengan bantuan bentuk aerodinamisnya dan gravitasi tanpa perlu tenaga penggerak, seperti dilansir dari laman Fars News Agency.

Jamarat, bom luncur berdiameter 250 mm, memiliki berat 15 kg dan panjang 1 meter.

Bom luncur Jamarat dapat dipasang pada berbagai jenis objek terbang termasuk helikopter, drone dan giroplane/girocopter. Ketika diuji dijatuhkan dari ketinggian 500 meter, Jamarat memiliki jangkauan maksimum 6 km.

Jamarat dilengkapi sistem GPS/AHRS dan pencari video dan dapat mencapai target dengan margin kesalahan kurang dari 10 meter tersebut telah diuji dengan sukses oleh giroplane Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

Iran telah mengambil langkah panjang dalam produksi peralatan pertahanan yang berbeda, termasuk bom, rudal dan drone, terlepas dari adanya sanksi AS.

Kepala Staf Angkatan Udara IRGC Brigjend Amir Ali Hajizadeh pada bulan September 2017 mengatakan bahwa Iran memiliki ayah dari segala bom, FoAB yang memiliki berat 10 ton dengan kekuatan destruktif tinggi buatan domestik.

“Berdasarkan proposal oleh Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Organisasi Industri Pertahanan Iran membuat bom 10-ton, bom-bom ini tersedia untuk kita dan dapat diluncurkan dari pesawat Ilyushin dan sangat merusak”, kata Brigjend Hajizadeh dalam sebuah wawancara televisi.

Komandan menunjuk persenjataan itu sebagai “bapak dari segala bom” Iran dibandingkan dengan GBU-43/B Massive Ordnance Air Blast (MoAB), juga dikenal sebagai ibu dari segala bom yang dijatuhkan Angkatan Udara AS di Afghanistan dari pesawat MC-130 pada bulan April lalu.

MoAB memiliki berat sekitar 22.000 pound (9.800 kg), dan dikatakan sebagai senjata non-nuklir paling kuat yang pernah dirancang AS. Itu dikembangkan selama perang AS di Irak dan dimaksudkan untuk menargetkan area besar dibawah permukaan.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait