Ranjau laut Yang Paling Mengerikan di Seluruh Dunia (3)


Tak Tertandingi

Di era 1960-an, Soviet memulai pembuatan ranjau luncur baru yakni ranjau luncur sekaligus ranjau torpedo. Angkatan Laut Soviet akhirnya mendapatkan roket luncur PMR-1 dan PMR-2 setelah sepuluh tahun menunggu, dan koleksi pada ranjau tersebut tak tertandingi di seluruh dunia.

Ada pula ranjau torpedo PMT-1 yang terdiri dari dua jenis komponen yakni mendeteksi dan mengidentifikasi sasaran. Pada ranjau tersebut, torpedo pada bagian pertama akan keluar dari wadah kedapnya dalam posisi horizontal. Sistem deteksi akustik akan menemukan sasaran dan baterai elektrolit akan mengaktifkan torpedo. Sementara bagian kedua akan meluncur dalam posisi vertikal.


Torpedo ini bisa digunakan pada kedalaman 600 meter. Angkatan Laut Soviet menerima senjata canggih ini pada 1972. Untuk pertama kalinya dalam industri pembuatan ranjau dalam negeri, para pengembang menggunakan rangkaian listrik dan komponennya dalam pembuatan torpedo. Hal ini menjawab masalah perlindungan rangkaian rawan ledak dari arus berfrekuensi tinggi.


Fondasi yang diciptakan oleh badan penelitian dan pengembangan senjata PMT-1 menjadi pemicu untuk penciptaan ranjau dan torpedo yang lebih baru dan muktahir. Pengembangan torpedo universal Soviet pertama selesai pada 1981. Ketika itu, para ahli dari Soviet mengatakan belum ada senjata yang dapat menyamai torpedo tersebut di seluruh angkatan laut di dunia.


Ranjau universal UDM-2 berbobot 1.350 kilogram mulai digunakan pada tahun 1978 sebagai penghancur kapal laut dan kapal selam semua kelas. Senjata ini sangat fleksibel, dapat diluncurkan baik dari kapal maupun pesawat terbang angkut dan tempur, bahkan senapan ini dapat diluncurkan dari udara tanpa menggunakan parasut. Jika ranjau jatuh di tanah atau kedalaman air yang dangkal, ia akan menghancurkan dirinya sendiri. (habis)

Sumber: RBTH

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait