Carter membela keputusan AS mengirim pesawat mata-mata ke wilayah itu. Menurutnya, AS berusaha mempertahankan struktur keamanan yang sudah ada di wilayah tersebut selama 70 tahun terakhir.
“Kami sudah terbang di wilayah konflik Laut China Selatan selama bertahun-tahun dan kami akan terus melakukan itu; terbang, navigasi, dan beroperasi di sana. Jadi, itu bukan sebuah fakta baru,” ungkap Carter, seperti dimuat Reuters, Jumat (29/5/2015).
“Fakta terbaru adalah reklamasi yang dilakukan China dan skala yang sudah dilakukan. Faktanya itu bukan AS tapi China yang melakukannya,” sambung Carter.
AS memang sangat menyoroti kegiatan China di sekitar Kepulauan Spratly dalam beberapa pekan terakhir. AS meminta kepada China untuk mengakhiri kegiatan di sana. Kepulauan Spratly sendiri diperebutkan Filipina, Malaysia, Vietnam, dan China.
Ikuti kami di instagram @militerysindonesia
“Kami sudah terbang di wilayah konflik Laut China Selatan selama bertahun-tahun dan kami akan terus melakukan itu; terbang, navigasi, dan beroperasi di sana. Jadi, itu bukan sebuah fakta baru,” ungkap Carter, seperti dimuat Reuters, Jumat (29/5/2015).
“Fakta terbaru adalah reklamasi yang dilakukan China dan skala yang sudah dilakukan. Faktanya itu bukan AS tapi China yang melakukannya,” sambung Carter.
AS memang sangat menyoroti kegiatan China di sekitar Kepulauan Spratly dalam beberapa pekan terakhir. AS meminta kepada China untuk mengakhiri kegiatan di sana. Kepulauan Spratly sendiri diperebutkan Filipina, Malaysia, Vietnam, dan China.