Tentara Ukraina di pan tai Laut Azov di Shyrokyne, Ukraina timur, 15 April 2015 |
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Rusia telah memindahkan sejumlah besar peralatan militer ke perbatasan dengan Ukraina, yang katanya merupakan alasan bagi keprihatinan mendalam.
Stoltenberg mengatakan, “Ini adalah penumpukan senjata yang sangat besar oleh Rusia di perbatasan dengan Ukraina, tetapi juga di dalam wilayah Ukraina timur. Selama beberapa bulan terakhir, pasukan Rusia telah menambah perbekalan mereka. Mereka telah memberikan lebih dari seribu alat berat, sistem persenjataan canggih, pertahanan udara canggih, tank, dan artileri.”
Stoltenberg menambahkan militer Rusia telah mengadakan pelatihan dan menggunakan pesawat tidak berawak di Ukraina timur.
Dia mengatakan langkah terbaru Rusia itu melanggar perjanjian gencatan senjata yang diitandatangani pada bulan Februari lalu di Belarus.
John Herbst adalah mantan duta besar Amerika untuk Ukraina dan sekarang menjadi direktur Pusat Eurasia di Dewan Atlantik.
Berbicara dari Kiev, Duta Besar Herbst mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin, setidaknya meningkatkan tekanan terhadap Ukraina.
“Tujuan minimal Putin adalah untuk menggoyahkan pemerintah Ukraina saat ini, dan untuk melakukan hal itu dia tidak bisa hanya duduk diam di belakang garis gencatan senjata. Dia perlu bergerak maju dan menimbulkan ketidakstabilan di negara itu,” ujarnya.
Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi terhadap Moskow, dan Amerika telah mengirim pelatih militer ke Ukraina.
Herbst mengatakan Washington seharusnya berbuat lebih banyak.
“Saya kira Gedung Putih selama ini lamban untuk mengenali bahaya dari kebijakan revisionis Presiden Putin. Jadi kita seharusnya telah memutuskan beberapa bulan lalu untuk memberikan senjata kepada Ukraina. Kita seharusnya memiliki kebijakan yang lebih kuat dalam NATO untuk menarik garis merah yang sangat jelas sehingga Kremlin tidak melakukan tindakan-tindakan provokatif di negara-negara Baltik,” ujarnya.
Ukraina dan banyak negara Barat menuduh Rusia mendukung pemberontak di Ukraina timur dengan personil militer dan senjata, tuduhan yang disangkal oleh Moskow.
Pertempuran antara pasukan pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia telah menewaskan lebih dari 6.000 orang dan menelantarkan sejuta lainnya.(VOA indonesia)