Momen KAA: Korea Utara Sindir Habis Ambisi Nuklir Amerika

Kim Yong Nam Presiden Korea Utara.
Ketua Presidium Komite Rakyat Korea Utara Kim Yong-nam menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran pemimpin mereka, Kim Jong-un, dalam peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika. Namun, menurut dia, Jong-un tetap mendukung semangat Konferensi Asia-Afrika.

"Kim Jong-un mendukung perdamaian dunia dan Kerja Sama Selatan-selatan di Konferensi Asia-Afrika," kata Yong-nam dalam pidatonya di Jakarta Convention Center, Rabu, 22 April 2015.

Menurut dia, antara negara di Asia dan Afrika harus terjalin sistem yang terintegrasi. Tujuannya, untuk bertahan dari tindakan diskriminasi oleh bangsa lain. "Ini komitmen yang baik untuk melawan adanya dominasi negara lain. Semangat Bandung dan solidaritasnya masih terjaga," ujarnya.

Yong-nam bahkan mengisahkan bagaimana Kim Il-sung, pemimpin tertinggi Korea Utara pertama, sangat dekat dengan Presiden Sukarno. Kedekatannya itu bahkan sampai diabadikan dan selalu dikenang oleh rakyat Korea Utara.

Yong-nam menuturkan negaranya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan perlindungan hak asasi manusia. Dia membantah semua kabar dan propaganda oleh Amerika Serikat yang menganggap negaranya penuh dengan kekerasan dan kemiskinan.

Justru Yong-nam malah mengatakan Amerika merupakan negara dengan tingkat pelanggaran HAM tertinggi. "Setelah Rusia, kini AS dengan negara yang sangat besar dan memiliki nuklir. Bersama Korea Selatan, mereka bisa latihan dan membuat militernya mengancam kedaulatan Korea Utara," ucapnya. (TEMPO)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait