Mengintip Aquila, Drone Canggih Buatan Facebook

Drone facebook aquila.
Pesawat nirawak atau drone ini bernama Aquila. Dalam mitologi Yunani, Aquila berarti elang yang membawa petir Planet Jupiter ke angkasa. Nama ini agaknya cocok digunakan, mengingat pemiliknya, perusahaan penyedia jejaring sosial Facebook, memproyeksikan drone itu terbang tinggi menjelajahi dunia. Aquila dilengkapi teknologi yang mampu memberikan akses Internet.

Pendiri dan Chief Executive Officer Facebook, Mark Zuckerberg, memang sedang menjalankan misi memperluas akses publik agar semakin banyak orang bisa menikmati koneksi Internet. Sasarannya negara dunia ketiga dan berkembang. "Drone dapat melayani 10 persen populasi dunia yang selama ini hidup tanpa infrastruktur Internet,” kata Zuckerberg di laman akun Facebook-nya, akhir Maret lalu.

Tujuan ini memang terdengar mulia. Namun memberikan akses Internet ke seluruh dunia tentunya tidak terlepas dari bisnis. Facebook ingin memperluas pasar guna mempertahankan popularitasnya. Total pengguna aktif yang kini mencapai 1,4 miliar membuat Facebook menjadi jejaring sosial terbesar sejagat.

Selain memiliki misi yang ambisius, drone Aquila memiliki rancangan yang istimewa. Tidak tanggung-tanggung, bentang sayapnya setara dengan pesawat Boeing seri 767, yang mencapai 47,6 meter. Uji coba penerbangan pertama drone itu dilakukan di Inggris, akhir Maret lalu.

Menggunakan tenaga surya, drone ini diklaim dapat terbang dengan ketinggian hingga 90 ribu kaki. Zuckerberg mengatakan, satu kali perjalanannya mengelilingi dunia dapat berlangsung selama beberapa bulan. "Kami harus benar-benar memperhatikan uji coba, karena pesawat ini memiliki ukuran yang sangat besar,” kata Vice President of Engineering Facebook, Jay Parikh, yang dilansir oleh situs Wall Street Journal.

Parikh menambahkan, uji coba kedua bakal dilaksanakan musim panas mendatang. Adapun tenaga baterai yang digunakan bakal ditingkatkan kapasitasnya. “Baterai yang tersedia belum cukup baik untuk digunakan pada waktu-waktu mendatang,” ucap Parikh.

Pakar robot Universitas Surya, Riza Muhida, mengatakan drone milik Facebook sebuah proyek yang unik karena adanya perluasan fungsi. “Sebelumnya, drone merupakan pengganti dari citra satelit dalam merekam suatu wilayah,” kata Riza.

Drone dinilai lebih akurat karena dapat membidik obyek secara real time. Pengoperasiannya pun kini semakin mudah, yakni lewat komputer yang sudah diinstal oleh peranti lunak khusus sebagai penghubung, sehingga pengguna tidak lagi membutuhkan remote control. Drone akan terbang dan mendarat sesuai dengan program yang dibuat.

Secara teknis, menurut Riza, drone bertenaga surya seperti milik Facebook memiliki keuntungan. Hal ini karena rancangannya didukung oleh sayap berukuran lebar. Daya angkat drone didorong oleh sayapnya, sehingga stabil dan bisa menjelajah hingga ketinggian tertentu.

Drone juga harus memiliki baterai cadangan dengan daya besar. Sebab, drone tenaga surya sangat bergantung pada sinar matahari. Baterai menjadi sumber energi saat terbang pada malam hari atau dalam kondisi mendung.

Menurut Riza, drone milik Facebook memiliki prinsip pengoperasian yang sama seperti drone pada umumnya yang berukuran lebih kecil, yakni motor penggerak, sayap, dan baterai. Sedangkan untuk mengumpulkan energi sinar matahari, terdapat susunan panel solar. Namun ini tentu saja lebih rumit karena dilengkapi dengan teknologi yang mampu memancarkan jaringan Internet.(TEMPO)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait