VIVA.co.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah mengajukan proposal, untuk pengerahan kekuatan perang lebih besar dalam melawan ISIS. Termasuk digunakannya pasukan khusus untuk menyasar para pemimpin ISIS.
Dilansir dari laman National Interest, pasukan operasi khusus (SOF) AS kerap bekerja dalam bayang-bayang dan digambarkan sebagai pasukan super, bahkan kadang lebih mendekati kisah mistis.
Di AS, pembentukan sejumlah pasukan paling elit dilakukan sejak 1980an, ketika mereka dibentuk untuk menghadapi meningkatnya ancaman terorisme di Iran dan Lebanon.
Mereka kemudian dianggap terbukti sangat bernilai dua dekade kemudian, dengan serangan 11 September 2001 di New York dan Washington. Berikut adalah lima unit SOF yang disebut-sebut paling elit:
Seal Team Six
Di dalam dunia operasi khusus yang penuh rahasia, tidak ada unit yang menikmati ketenaran seperti halnya Grup Pengembangan Perang Khusus Maritim (Devru), atau lebih dikenal dengan nama Seal Tim Six.
Seperti banyak unit elit AS, Seal Tim Six dibentuk paska Operasi Cakar Elang, yang dilakukan dalam rangka penyelamatan warga AS yang disandera di Iran pada 1980.
Seal Tim Six dibentuk pada 1981 dan memiliki tugas khusus melakukan operasi kontraterorisme di lingkungan maritim. Komandan pertama Seal Tim Six adalah Richard Marcinko.
Walau hanya ada 75 penembak jitu, unit itu memperoleh amunisi latihan jauh lebih banyak dari total amunisi yang diberikan bagi Korps Marinir. Tim inilah yang membunuh Osama bin Laden di Abbotabad, Pakistan, pada 2011.
Delta Force
Walau tidak sepopuler unit elit angkatan laut lainnya, Delta Force dianggap sebagai pasukan operasi khusus AS paling kuat, jika terkait dengan misi tindakan langsung.
Unit khusus ini dibuat sejak 1970an dan banyak digunakan dalam berbagai operasi melawan jaringan terorisme sejak 9/11. Delta Force juga kerap melakukan operasi gabungan dengan Seal Tim Six.
Salah satu misi Delta Force paling populer adalah penangkapan Abu Anas al-Libi, anggota Al-Qaeda yang terlibat dalam pengeboman dua kedubes AS di Afrika pada 1998.
Komposisi pasukan Delta Force menjadi rahasia, bahkan secara teknis keberadaan tim ini juga merupakan rahasia. Namun laporan menyebut ada tiga skuadron terdiri dari masing-masing 120 personil.
Juga terdapat spesialis intelijen dan staf pendukung lain, sehingga keseluruhan unit ini terdiri dari sekitar 1.000 personil. Mereka biasanya dipilih dari Resimen Ranger 75, Pasukan Khusus Angkatan Darat AS.
Resimen Penerbangan Operasi Khusus 160
Pasukan operasi khusus AS tidak hanya terdiri dari para penembak jitu. Banyak elemen vital lain yang penting untuk menunjang kesuksesan mereka. Pertama adalah bagaimana mencapai lokasi di mana pasukan khusus dibutuhkan.
Di AS, tugas mengirimkan unit khusus ke tujuan kerap diberikan pada para pilot elit dari Resimen Penerbangan Operasi Khusus 160 Angkatan Darat, atau kerap disebut Nightstalkers.
Tim ini juga dibentuk setelah Operasi Cakar Elang. Mereka mengoperasikan satu armada terdiri dari 200 helikopter, termasuk AH-6, MH-6 Little Birds, MH-60M Black Hawks dan MH-47G Chinooks.
Pada operasi penggerebekan Osama bin Laden, tim ini menggunakan Black Hawks versi anti-radar.
Skuadron Taktik Khusus 24
Tim ini merupakan kontribusi Angkatan Udara AS pada misi gabungan Seal Tim Six dan Delta Force. Mereka tidak pernah melakukan misi terpisah, tapi melekat dengan Delta Force dan Seal Tim Six.
Tugas mereka mengendalikan pesawat yang mendukung misi, menyediakan teknisi dan penerjun. Meski begitu, mereka juga menjalani proses pelatihan dengan standar pasukan khusus.
Seiring dengan misi mereka mengendalikan kekuatan udara, personil tim ini juga harus mampu bertempur di darat bersama Delta Force atau di laut bersama Seal Tim Six.
Aktivitas Intelijen Pendukung
Intelijen adalah bagian vital dari operasi khusus. Pasukan elit AS memiliki unit intelijen tersendiri yang dikenal dengan banyak nama, tapi kerap merujuk pada ISA.
Tim ini juga dibentuk paska operasi penyelamatan sandera di Iran pada 1980. Mandat mereka adalah membantu persiapan usaha kedua, untuk membebaskan warga AS yang disandera di Tehran.
Walau upaya penyelamatan kedua tidak pernah dilaksanakan, tapi ISA tidak dibubarkan. Unit ini bertugas mengumpulkan data-data intelijen yang digunakan pasukan operasi khusus gabungan, untuk mengeksekusi operasi.
Tidak banyak yang diketahui tentang kemampuan unit ini. Tapi selain intelijen, tim ini juga memiliki reputasi atas kemampuan penembak jitu untuk situasi darurat.
Dilansir dari laman National Interest, pasukan operasi khusus (SOF) AS kerap bekerja dalam bayang-bayang dan digambarkan sebagai pasukan super, bahkan kadang lebih mendekati kisah mistis.
Di AS, pembentukan sejumlah pasukan paling elit dilakukan sejak 1980an, ketika mereka dibentuk untuk menghadapi meningkatnya ancaman terorisme di Iran dan Lebanon.
Mereka kemudian dianggap terbukti sangat bernilai dua dekade kemudian, dengan serangan 11 September 2001 di New York dan Washington. Berikut adalah lima unit SOF yang disebut-sebut paling elit:
Seal Team Six
Team Six |
Seperti banyak unit elit AS, Seal Tim Six dibentuk paska Operasi Cakar Elang, yang dilakukan dalam rangka penyelamatan warga AS yang disandera di Iran pada 1980.
Seal Tim Six dibentuk pada 1981 dan memiliki tugas khusus melakukan operasi kontraterorisme di lingkungan maritim. Komandan pertama Seal Tim Six adalah Richard Marcinko.
Walau hanya ada 75 penembak jitu, unit itu memperoleh amunisi latihan jauh lebih banyak dari total amunisi yang diberikan bagi Korps Marinir. Tim inilah yang membunuh Osama bin Laden di Abbotabad, Pakistan, pada 2011.
Delta Force
Delta Force |
Unit khusus ini dibuat sejak 1970an dan banyak digunakan dalam berbagai operasi melawan jaringan terorisme sejak 9/11. Delta Force juga kerap melakukan operasi gabungan dengan Seal Tim Six.
Salah satu misi Delta Force paling populer adalah penangkapan Abu Anas al-Libi, anggota Al-Qaeda yang terlibat dalam pengeboman dua kedubes AS di Afrika pada 1998.
Komposisi pasukan Delta Force menjadi rahasia, bahkan secara teknis keberadaan tim ini juga merupakan rahasia. Namun laporan menyebut ada tiga skuadron terdiri dari masing-masing 120 personil.
Juga terdapat spesialis intelijen dan staf pendukung lain, sehingga keseluruhan unit ini terdiri dari sekitar 1.000 personil. Mereka biasanya dipilih dari Resimen Ranger 75, Pasukan Khusus Angkatan Darat AS.
Resimen Penerbangan Operasi Khusus 160
Pasukan operasi khusus AS tidak hanya terdiri dari para penembak jitu. Banyak elemen vital lain yang penting untuk menunjang kesuksesan mereka. Pertama adalah bagaimana mencapai lokasi di mana pasukan khusus dibutuhkan.
Di AS, tugas mengirimkan unit khusus ke tujuan kerap diberikan pada para pilot elit dari Resimen Penerbangan Operasi Khusus 160 Angkatan Darat, atau kerap disebut Nightstalkers.
Tim ini juga dibentuk setelah Operasi Cakar Elang. Mereka mengoperasikan satu armada terdiri dari 200 helikopter, termasuk AH-6, MH-6 Little Birds, MH-60M Black Hawks dan MH-47G Chinooks.
Pada operasi penggerebekan Osama bin Laden, tim ini menggunakan Black Hawks versi anti-radar.
Skuadron Taktik Khusus 24
Tim ini merupakan kontribusi Angkatan Udara AS pada misi gabungan Seal Tim Six dan Delta Force. Mereka tidak pernah melakukan misi terpisah, tapi melekat dengan Delta Force dan Seal Tim Six.
Tugas mereka mengendalikan pesawat yang mendukung misi, menyediakan teknisi dan penerjun. Meski begitu, mereka juga menjalani proses pelatihan dengan standar pasukan khusus.
Seiring dengan misi mereka mengendalikan kekuatan udara, personil tim ini juga harus mampu bertempur di darat bersama Delta Force atau di laut bersama Seal Tim Six.
Aktivitas Intelijen Pendukung
Intelijen adalah bagian vital dari operasi khusus. Pasukan elit AS memiliki unit intelijen tersendiri yang dikenal dengan banyak nama, tapi kerap merujuk pada ISA.
Tim ini juga dibentuk paska operasi penyelamatan sandera di Iran pada 1980. Mandat mereka adalah membantu persiapan usaha kedua, untuk membebaskan warga AS yang disandera di Tehran.
Walau upaya penyelamatan kedua tidak pernah dilaksanakan, tapi ISA tidak dibubarkan. Unit ini bertugas mengumpulkan data-data intelijen yang digunakan pasukan operasi khusus gabungan, untuk mengeksekusi operasi.
Tidak banyak yang diketahui tentang kemampuan unit ini. Tapi selain intelijen, tim ini juga memiliki reputasi atas kemampuan penembak jitu untuk situasi darurat.