Eropa Tak Akui Pemilu Ukraina Timur

Pemimpin Eropa dan AS mengancam Rusia untuk tidak mengakui pemilu di Ukraina Timur. (Reuters/Maxim Zmeyev)
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada Presiden Putin bahwa pemilu di Ukraina Timur tidak sah dan tidak akan diakui oleh para pemimpin Eropa. 

Angela Merkel menyampaikan pesan tentang pemilu yang akan dilaksanakan pada Minggu (2/11) itu ketika berbincang dengan Vladimir Putin lewat sambungan telepon. 

Juru bicara Merkel mengatakan Kanselir Jerman melakukan pembicaraan telpon dengan Putin, Persiden Ukraina Petro Poroshenko dan Presiden Perancis Francois Hollande secara bersamaan. 

"Markel dan Hollande menggarisbawahi bahwa hanya ada satu pemilu yang diakui oleh undang-undang Ukraina," kata Georg Streiter dalam konperensi pers. 

Streiter menambahkan bahwa pemilu itu melanggar satu kesepakatan yang didukung oleh Rusia dan semakin memperumit upaya mengakhiri krisis di Ukraina Timur. 

"Pemerintah Jerman tidak akan mengakui pemilihan umum yang tidak sah ini," ujar Streiter.

Para pemimpin Eropa berpendapat sama dalam masalah ini dan telah menyepakati sikap bersama dalam pertemuan puncak di Brussels minggu lalu. 

Lebih dari 3.700 orang tewas dalam pertempuran di Ukraina Timur tempat para pemberontak pro-Moskow berupaya untuk menggabungkan diri dengan Rusia. 

Meski gencatan senjata telah disepakati awal September lalu, masih ada pertempuran-pertempuran kecil di wilayah itu. 

Protokol berisi 12 poin yang dikeluarkan dalam perundingan di ibukota Belarus dihadiri oleh Rusia, Ukraina, Organisasi Kerjasama dan Keamanan Eropa serta para pemimpin separatis, meliputi penyelenggaraan "pemilu daerah lebih cepat" di wilayah timur yang sesuai dengan undang-undang Ukraina. 

Para pemimpin Ukraina memandang pemilu setempat ini merupakan upaya mendesentralisasi kekuasaan di wilayah timur agar rakyat memiliki suara lebih besar dalam mengatur daerah itu sendiri -satu strategi yang bertujuan mengatasi tuntutan otonomi. 

Pemerintah Ukraina berencana mengadakan pemilu itu pada Desember mendatang. 

Peringatan AS

Sementara itu di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat tidak akan mengakui hasil pemilu yang akan diselenggarakan pada Minggu. 

Pemilihan umum diadakan pada Minggu sebagai tandingan pemilihan nasional Ukraina. (Reuters/Maxim Zmeyev)
"Kami juga memperingatkan Rusia untuk tidak mempergunakan pemilu tidak sah itu sebagai alasan mengirim tentara dan peralatan militer tambahan ke Ukraina, terutama berdasarkan indikasi terakhir bahwa militer Rusia sudah kembali menggerakkan tentara ke sepanjang perbatasan yang dikuasai kelompok separatis di Ukraina timur," ujar Bernadette Meehan dalam pernyataan tertulis. 

Pemilu Minggu bertuuan memilih pemimpin dan parlamen republik yang menyatakan diri sebagai daerah otonomi itu. 

Meski Menlu Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa Moskow akan mengakui hasil pemilihan umum para pemberontak itu, Kremlin tidak menyinggung hal itu dalam pernyataan terkait pembicaraan telepon keempat pemimpin pada Jumat tersebut. 

"Kubu Rusia juga mendukung dialog antara pemerintah pusat Ukraina dan wakil-wakil di Donetsk dan Luhask, yang dipastikan akan menciptakan stabilitas secara keseluruhan," tulis pernyataan Rusia. 

Menterli Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin mengecam "pemilu tidak sah dan palsu dimana rakyat akan memilih presiden Donetsk dan Luhansk dan parlemen."

"Rusia harus meredam teroris melaksanakan pemilihan itu. Aksi tersebut adalah langkah menuju "konflik beku" yang harus kita cegah," ujarnya di depan sejumlah wartawan Asing. 

Dia mengatakan Kiev berkomitmen untuk melaksanakan pemilihan pejabat daerah di wilayah timur sehingga rencana desentralisasi bisa diwujudkan. 

"Tetai pemilu itu harus sejalan dengan undang-undang Ukraina," ujar Klimkin. CNN

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait