PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS), anak perusahaan Lion Group berencana untuk mengembangkan Bandar Udara Halim Perdanakusuma dengan pembangunan terminal dengan kapasitas mencapai 12 juta penumpang.
Kepala Humas Lion Air, Edward Sirait menjamin selama proses pengembangan tersebut, kegiatan operasional bandara akan berjalan secara normal dan tidak ada penerbangan yang hentikan.
"Kalau sudah ada proses pembangunan, operasional bandara kami jamin tidak akan berhenti. Bandara tetap berjalan selama proses 9 bulan itu," ujarnya dalam konferensi pers di Best Western Premier Hotel The Hive, Jakarta Timur, Selasa (14/10/2014).
Dia mengungkapkan, bila bandara ini sudah selesai dikembangkan dan mulai beroperasi, maka akan menjadi bandara umum dimana maskapai swasta baik lokal maupun asing bisa operasi di dalamnya.
"Siapapun boleh beroperasi di situ, nanti itu ketentuan dari Kemenhub. Karena ada 7 maskapai asing yang ada di Jakarta yang tidak diberi ijin landing di Jakarta karena tidak ada slot. Begitu ini kami buka, maka mereka akan masuk. Kepentingan-kepentingan wisatawan itu akan masuk," lanjutnya.
Edward juga menyatakan, meski selama bandara tersebut dipergunakan untuk kepentingan militer dan kepresidenan, namun diyakini akan berjalan selaras dengan penggunaan bandara bagi kepentingan umum dengan keberadaan maskapai swasta lokal dan asing.
"Bandara Halim memang sampai saat ini masih milik militer tapi banyak bandara di Indonesia yang bisa selaras seperti di Polonia. Ini akan jadi bandara umum. Ini tidak akan mengganggu militer termasuk untuk keperluan emergensi pun sudah dipikirkan," tandasnya.
Kepala Humas Lion Air, Edward Sirait menjamin selama proses pengembangan tersebut, kegiatan operasional bandara akan berjalan secara normal dan tidak ada penerbangan yang hentikan.
"Kalau sudah ada proses pembangunan, operasional bandara kami jamin tidak akan berhenti. Bandara tetap berjalan selama proses 9 bulan itu," ujarnya dalam konferensi pers di Best Western Premier Hotel The Hive, Jakarta Timur, Selasa (14/10/2014).
Dia mengungkapkan, bila bandara ini sudah selesai dikembangkan dan mulai beroperasi, maka akan menjadi bandara umum dimana maskapai swasta baik lokal maupun asing bisa operasi di dalamnya.
"Siapapun boleh beroperasi di situ, nanti itu ketentuan dari Kemenhub. Karena ada 7 maskapai asing yang ada di Jakarta yang tidak diberi ijin landing di Jakarta karena tidak ada slot. Begitu ini kami buka, maka mereka akan masuk. Kepentingan-kepentingan wisatawan itu akan masuk," lanjutnya.
Edward juga menyatakan, meski selama bandara tersebut dipergunakan untuk kepentingan militer dan kepresidenan, namun diyakini akan berjalan selaras dengan penggunaan bandara bagi kepentingan umum dengan keberadaan maskapai swasta lokal dan asing.
"Bandara Halim memang sampai saat ini masih milik militer tapi banyak bandara di Indonesia yang bisa selaras seperti di Polonia. Ini akan jadi bandara umum. Ini tidak akan mengganggu militer termasuk untuk keperluan emergensi pun sudah dipikirkan," tandasnya.
LIPUTAN6