Para panglima militer dari 22 negara bertemu di pangkalan militer Andrew, dekat Washington untuk membahas langkah-langkah koalisi militer pimpinan AS dalam memerangi kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.
Ini merupakan pertemuan pertama sejak terbentuknya koalisi September lalu, dengan tujuan melancarkan serangan udara terhadap ISIS di Irak dan Suriah.
Para panglima dan komandan militer dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Turki adalah di antara mereka yang hadir. Presiden Obama mengatakan pertempuran melawan ISIS akan berlangsung lama.
"Ini akan menjadi upaya jangka panjang. Tidak ada jalan pintas. Kita masih berada di tahap awal. Seperti lazimnya dalam usaha militer, akan ada kemajuan dan akan ada kemunduran. Tetapi koalisi kita bersatu dalam usaha jangka panjang ini," tegas Obama dalam acara itu, Selasa (14/10/2014).
Pejabat AS mengatakan pertemuan itu akan membuka kesempatan untuk meningkatkan komunikasi yang lebih baik antara negara-negara anggota koalisi, agar tercapai kemajuan yang lebih berarti.
Menjelang pertemuan, pasukan koalisi melancarkan 21 serangan bom terhadap ISIS dekat kota Kobani, Suriah di perbatasan dengan Turki. Pentagon mengatakan ini merupakan serangan terbesar mereka di Kobani selama ini.
Strategi Berhasil
Sementara itu juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan strategi yang dijalankan dalam memerangi ISIS di Suriah dan Irak, sejauh ini "berhasil".
"Kita masih berada di tahap awal pelaksanaan strategi itu. Namun jelas, bukti-bukti awal menunjukkan bahwa strategi itu berhasil," katanya.
Lepas dari serangan-serangan udara AS dan sekutunya, kaum militan belum lama ini berhasil merebut hampir separuh kota Kobani, dan mengambil alih sebagian besar Anbar, provinsi terbesar di Irak, untuk menjadi bagian dari apa yang mereka sebut sebagai "kekhalifahan ISIS."
Dua wartawan dibunuh
Dalam perkembangan lain, Wartawan Lintas Batas (RSF) melaporkan, dua wartawan Irak dibunuh oleh ISIS dalam empat hari terakhir.
Mohanad al-Akidi, koresponden kantor berita Sada di Mosul yang dikuasai ISIS, ditembak mati di pangkalan Ghazlani hari Senin, setelah diculik Juli lalu dalam perjalanan ke Provinsi Dohuk.
Hari Jumat pekan lalu, Raad Mohamed al-Azzawi, juru kamera televisi Sama Salah Aldeen TV, dipenggal oleh milisi ISIS di kota Samarra, setelah disekap selama satu bulan.
Ini merupakan pertemuan pertama sejak terbentuknya koalisi September lalu, dengan tujuan melancarkan serangan udara terhadap ISIS di Irak dan Suriah.
Para panglima dan komandan militer dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Turki adalah di antara mereka yang hadir. Presiden Obama mengatakan pertempuran melawan ISIS akan berlangsung lama.
"Ini akan menjadi upaya jangka panjang. Tidak ada jalan pintas. Kita masih berada di tahap awal. Seperti lazimnya dalam usaha militer, akan ada kemajuan dan akan ada kemunduran. Tetapi koalisi kita bersatu dalam usaha jangka panjang ini," tegas Obama dalam acara itu, Selasa (14/10/2014).
Pejabat AS mengatakan pertemuan itu akan membuka kesempatan untuk meningkatkan komunikasi yang lebih baik antara negara-negara anggota koalisi, agar tercapai kemajuan yang lebih berarti.
Menjelang pertemuan, pasukan koalisi melancarkan 21 serangan bom terhadap ISIS dekat kota Kobani, Suriah di perbatasan dengan Turki. Pentagon mengatakan ini merupakan serangan terbesar mereka di Kobani selama ini.
Strategi Berhasil
Sementara itu juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan strategi yang dijalankan dalam memerangi ISIS di Suriah dan Irak, sejauh ini "berhasil".
"Kita masih berada di tahap awal pelaksanaan strategi itu. Namun jelas, bukti-bukti awal menunjukkan bahwa strategi itu berhasil," katanya.
Lepas dari serangan-serangan udara AS dan sekutunya, kaum militan belum lama ini berhasil merebut hampir separuh kota Kobani, dan mengambil alih sebagian besar Anbar, provinsi terbesar di Irak, untuk menjadi bagian dari apa yang mereka sebut sebagai "kekhalifahan ISIS."
Dua wartawan dibunuh
Dalam perkembangan lain, Wartawan Lintas Batas (RSF) melaporkan, dua wartawan Irak dibunuh oleh ISIS dalam empat hari terakhir.
Mohanad al-Akidi, koresponden kantor berita Sada di Mosul yang dikuasai ISIS, ditembak mati di pangkalan Ghazlani hari Senin, setelah diculik Juli lalu dalam perjalanan ke Provinsi Dohuk.
Hari Jumat pekan lalu, Raad Mohamed al-Azzawi, juru kamera televisi Sama Salah Aldeen TV, dipenggal oleh milisi ISIS di kota Samarra, setelah disekap selama satu bulan.
TRIBUNNEWS