Perang Pertama Jet Tercanggih AS

Setelah satu dekade pengembangan teknologi, menghabiskan dana lebih dari USD 70 miliar atau setara dengan Rp 800 triliun, pesawat tempur Amerika Serikat (AS) F-22 Raptor tampil perdana dalam serangan udara di Suriah, 23 September lalu.

Sumber militer AS, yang dikutip laman Daily Beast, menyebut jet tempur generasi kelima AS yang kerap dijuluki pesawat siluman itu berpartisipasi dalam satu dari tiga gelombang serangan pertama AS untuk menggempur basis militan ISIS.

Penampilan F-22 di atas Suriah disebut mengejutkan komunitas penerbangan militer. Bahkan para pilot F-22 pun tidak menyadari bahwa mereka akan menjalankan misi perang pertama. Pentagon menutup rapat informasi tentang misi pesawat senilai USD 150 juta atau Rp 1,8 triliun per unit itu.

Serangan pertama AS mengenai 14 sasaran di Suriah. Kapal perang AS, USS Arleigh Burke dan USS Philippine Sea meluncurkan tidak kurang dari 47 rudal Tomahawk. AS juga mengerahkan pesawat pembom B-1, jet tempur F-15E Strike Eagles dan F/A-18 Hornets milik marinir.
Sasaran berbagai peralatan perang canggih milik AS adalah pusat pelatihan, pusat kendali dan komando, gudang senjata, pusat keuangan, truk pengangkut serta kendaraan lapis baja.

Untuk F-22 diperkirakan lepas landas dari pangkalan udara Al Dhafra, Uni Emirat Arab (UAE), di mana sejumlah F-22 dari Skuadron Tempur ke-27 telah dikirimkan dari Pangkalan Langley-Eustis.

Pesawat siluman itu menjadi kontroversi ketika Menteri Pertahanan AS Robert Gates membatalkan program pembelian pesawat dari Lockheed Martin, pada 2009. Hanya 187 unit yang sudah dibeli oleh pemerintah AS. F-22 terkait dengan program yang dimulai pada 1981.

Raptor sudah mulai dioperasikan sejak 2005, tapi belum pernah digunakan untuk pertempuran. Pesawat itu hanya teronggok di pangkalan udara AS saat invasi AS di Irak dan Afghanistan, serta Libya pada 2011.

Perawatan Mahal


Mengalami banyak permasalahan dalam pengembangannya, F-22 disebut sulit dan mahal dalam masalah perawatan, juga tidak mudah ditingkatkan kemampuannya. Terutama terkait dengan lapisan yang membuatnya punya kemampuan menghindari radar.

Berdasarkan spesifikasi teknisnya, F-22 memiliki sejumlah karakteristik yang menakutkan jika digunakan dalam pertempuran. Dipastikan sulit dilihat oleh pesawat musuh dan radar darat, F-22 juga dapat melesat hingga dua kali kecepetan suara.

Selama uji coba, F-22 membuktikan kemampuannya untuk terbang dalam wilayah lawan tanpa terdeteksi. Dikombinasikan dengan kecepatan, ketinggian yang bisa dicapai serta kemampuan bermanuver ekstrim dan sensor canggihnya, membuat F-22 mencatat kemenangan mutlak.

Selain dapat mengangkut dua rudal seberat lebih dari 450 Kg atau delapan rudal seberat lebih dari 100 Kg, F-22 juga dilengkapi dengan senjata elektronik yang mampu merusak perangkat elektronik musuh.

viva

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait