Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sekaligus wakil ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid merespon rencana badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) Ansor-Banser yang siap mengirimkan pasukan ke Papua dalam rangka seiring deklarasi sepihak kemerdekaan Papua Barat oleh Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda.
Sebelumnya, Ketua PP GP Ansor Koordinator, Wilayah Jateng-DIY, Mujiburrohman menanggapi desakan warganet yang kerap meminta Banser untuk datang ke Papua menghadapi Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Muji pun menyatakan siap apabila pemerintah membutuhkan Banser untuk dikirimkan ke Papua menumpas OPM.
Hidayat Nur Wahid, dalam akun Twitternya, menautkan berita soal kabar Banser nyatakan siap untuk ke Papua.
Bahkan, HNW, memberikan doa agar pasukan Ansor dan Banser bisa berhasil menyelamatkan NKRI dari aksi separatisme yang dilakukan oleh pemberontak.
"Bila berita ini benar, maka wajarnya kita doakan ; pasukan Ansor/Banser yang dikirim ke Papua dapat berhasil jaga dan selamatkan NKRI, dari ancaman separatisme di Papua," tulis Hidayat Nur Wahid.
Baca juga: Yunarto Wijaya Adu Argumen dan Ultimatum Hidayat Nurwahid tentang Mensos Menteri Terbaik
Sementara itu, Komandan Densus 99 Banser, Noeruzzaman atau karib disapa Kang Zaman memberikan respon terhadap cuitan HNW tersebut.
Kang Zaman menyebut, bahwa Banser selama ini sudah ada di Papua.
"Sudah Sejak Lama Banser Hadir di Papua cc ustad @hnurwahid biar paham dan tdk asal komentar...paham tad?" tulis Kang Zaman di akun Twitternya.
Ia menautkan berita berjudul 'Sudah Sejak Lama Banser Hadir di Papua' yang ditayangkan di laman https://jabar.nu.or.id/.
Densus 99 sendiri merupakan salah satu bagian dari Banser.
Densus 99 didirikan tepat pada ulang tahun ke-77 GP Ansor pada 24 April 2011.
Pembentukannya bertepatan dengan banyaknya radikalisasi yang mengatasnamakan agama, termasuk pula peledakan bom yang mengatasnamakan agama di tempat umum dan masjid.
Tugas densus ini adalah melakukan pencegahan terorisme dan memberikan edukasi kepada publik supaya tidak terprovokasi oleh gerakan-gerakan yang menginginkan Indonesia bubar.
Banser Tasikmalaya sebut berantas OPM tugas TNI
Badan Otonom NU, Ansor dan Banser menjadi sorotan beberapa hari terakhir.
Bahkan, frasa Ansor dan Banser sempat bertengger di jajaran trending topik Twitter.
Nama Banser dibicarakan saat adanya berita deklarasi kemerdekaan Papua Barat oleh kelompok Benny Wenda.
Publik pun mempertanyakan komitmen Banser yang selalu mengagungkan jargon sebagai Benteng NKRI atau Penjaga NKRI.
Jargon itu kemudian dikaitkan dengan beberapa aksi Banser yang membubarkan pengajian ulama yang dianggap tidak sepaham atau mereka sebut sebagai 'perusak persatuan'.
Atau terkait keteribatan Ansor dalam beberapa aksi penolakan terhadap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Warganet mengangap, sejumlah aksi Banser yang menghalangi pengajian justru bisa merusak kerukunan dan persatuan.
Pasalnya, sejumlah tokoh yang ditolak juga mempunyai basis massa atau pengikut yang tidak sedikit, sebut saja Ustaz Abdul Somad, Ustaz Felix Siauw dan beberapa nama lagi yang pernah dihalangi oknum Banser berdakwah di suatu tempat.
Publik pun menantang Banser untuk datang ke Papua menghadapi 'pemberontak sebenarnya' yang telah mendeklarasikan diri berpisah dari NKRI.
Baca juga: HUT GAM 4 Desember, Pimpinan Komite Peralihan Aceh Mualem: Wajib Diperingati!
Banser kembali 'diledek' dan diminta untuk menjadi 'benteng NKRI' dengan datang ke Papua menghadapi 'aksi makar' atas adanya deklarasi sepihak itu.
Ketua PP GP Ansor Koordinator, Wilayah Jateng-DIY, Mujiburrohman angkat bicara menanggapi pernyataan terkait desakan untuk datang ke Papua melawan pemberontak NKRI.
Baca juga: Mahfud MD sebut Benny Wenda Dirikan Negara Ilusi, Fadli Zon Geram: Jangan Anggap Enteng!
Kepada Tribunjateng.com (Jaringan Warta Kota), Mujiburrohman menyatakan siap jika Banser diminta untuk membantu pemerintah mengatasi gejolak yang terjadi di beberapa daerah, dan mengganggu keutuhan NKRI.
Hal tersebut membuat GP Ansor bersikap untuk membantu pemerintah dalam hal menjaga NKRI.
Seperti polemik di Papua yang tejadi beberapa waktu lalu.
GP Ansor menyatakan siap dikirim ke Papua untuk menghadapi pihak yang mengganggu keutuhan NKRI.
Ia menjelaskan jika pemerintah meminta GP Ansor berangkat ke Papua, GP Ansor siap menjalankan perintah.
"Jika pemerintah membutuhkan kami, kami siap, untuk NKRI kami siap," katanya saat menghadiri acara pembagian masker besama Aice dan GP Ansor di THR Kabupaten Batang, Kamis (3/12/2020).
Dilanjutkannya amanah Pemuda Ansor ada dua, menjaga NKRI dan ahlussunnah wal jamaah.
"Perlu diketahui Pemuda Ansor sudah berjihat sejak era kemerdekaan, dan melawan penjajah selama 11 tahun," ujarnya.
Ia menjelaskan, kalau sekarang ada yang mengajak jihat, mau melawan siapa, karena Indonesia sudah damai.
"Perang itu melawan kebatilan dan musuh kemanusiaan yang wajib dibalas," paparnya.
Ia menambahkan, jihat yang dilakukan GP Ansor adalah jihat untuk membantu masyarakat.
"Terutama di tengah pandemi Covid-19, dengan berbagi masker dan saling meringankan beban. Namun kalau pemerintah membutuhkan kami dalam hal menjaga keutuhan NKRI, GP Ansor siap," tambahnya.
Tanggapan Banser Tasikmalaya
Sementara itu, pimpinan Banser Kabupaten Tasikmalaya memiliki pendapat yang berbeda terhadap pernyataa dari Ketua PP GP Ansor Koordinator, Wilayah Jateng-DIY, Mujiburrohman.
Kepala Satuan Koordinator Cabang (Kasatkorcab) Banser Kabupaten Tasikmalaya, Imam Mudofar, Sabtu (5/12) malam, mengatakan jika terjadi gejolak bangsa seperti di Papua, bukan berarti Banser harus turun tangan langsung.
Banser tidak memiliki kewenangan dan kapasitas untuk bertindak secara fisik, beramai-ramai pergi ke Papua. Itu sudah ranahnya TNI sebagai penjaga NKRI.
"Bahwa NKRI harga mati itu sebuah idiologi atau prinsip kami. Namun jika terjadi disintegrasi di sebuah daerah seperti Papua, sudah tentu itu TNI yang berwenang," kata Imam.
Karena itu, lanjut Imam, jika ada pihak yang meminta Banser terjun ke Papua, itu sudah salah mengartikan sebuah prinsip Banser tentang NKRI.
"Itu sudah gagal fokus. Kami sangat cinta NKRI dan NKRI adalah harga mati. Tapi bukan berarti kami harus bertindak seperti tentara," ujar Imam.
Menanggapi tagline Banser Jateng, "Banser Penjaga NKRI" dan siap dikirim ke Papua kalau diperlukan, menurut Imam, itu sikap Banser Jateng.
"Bagi Banser Tasikmalaya, bahwa segala kejadian disintegrasi bangsa sudah ada bagiannya dan memiliki kapasitas yang sangat mumpuni yakni TNI," kata Imam.