Senjata yang digunakan untuk membunuh fisikawan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dikendalikan dari jarak jauh dari satelit, ujar Brigasir Jenderal Ramazan Sharif, juru bicara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, pada hari Minggu 6-12-2020, dirilis Sputniknews.com.
Mohsen Fakhrizadeh, salah satu tokoh kunci di balik program nuklir Iran dan kepala Pusat Inovasi Kementerian Pertahanan Iran, meninggal akibat serangan di dekat Teheran pada 27 November 2020.
Dikutip portal berita Sepah News yang dikelola IRGC, Sharif mengatakan bahwa pembunuhan itu dilakukan dengan menggunakan “peralatan elektronik canggih yang dikendalikan dari satelit.”
Bahwa Mohsen Fakhrizadeh bisa saja dibunuh dengan menggunakan senjata yang dikendalikan satelit, sebelumnya juga dilaporkan oleh kantor berita negara berbahasa Arab Iran Al-Alam, mengutip sumber.
Menurut laporan kantor berita Iran Fars, fisikawan itu ditembak mati dari senjata yang dikendalikan dari jarak jauh yang dipasang di mobil Nissan pada jarak 150 meter (492 kaki). Fakta bahwa tidak ada orang lain yang hadir di lokasi pembunuhan kecuali Mohsen Fakhrizadeh dan pengawalnya kemudian dikonfirmasi oleh otoritas Iran.
Para pejabat Teheran menyalahkan serangan itu terhadap Israel dan berjanji akan membalas dendam.