Bangun Barak Militer, Jepang Protes Rusia


Jepang mengajukan nota protes kepada Rusia mengenai pembangunan barak militer Rusia pada dua pulau yang disengketakan di lepas pantai Hokkaido di wilayah Utara Jepang, kata jurubicara pemerintah, seperti dilansir dari laman Mainichi pada hari Rabu, 19 Desember 2018.

Nota protes itu disampaikan melalui saluran diplomatik di Moskow pada hari Selasa, sebut Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam konferensi pers. Pembangunan itu terjadi pada saat Jepang, yang mengklaim pulau-pulau dan Rusia bertujuan untuk mempercepat pembicaraan perjanjian damai yang telah terhambat oleh perselisihan teritorial atas pulau-pulau tersebut.

Empat barak militer disebutkan telah dibangun oleh Rusia di pulau Etorofu (Iturup) dan pulau Kunashiri  (Kunashir) serta 188 rumah tangga berencana untuk pindah ke fasilitas akhir bulan ini, menurut kantor berita Tass melaporkan.


Kedua pulau, bersama dengan pulau Shikotan dan gugusan pulau Habomai, disebut Wilayah Utara oleh Jepang dan Kuril Selatan oleh Rusia. Eks Uni Soviet menangkap mereka setelah Jepang menyerah pada Perang Dunia II.

Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono pada hari Selasa, 18 Desember mengatakan bahwa Tokyo berencana untuk mengajukan protes kepada Rusia.


Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe dan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada November lalu telah setuju untuk meningkatkan pembicaraan perjanjian damai berdasar perjanjian tahun 1956 yang menyebutkan serah terima oleh pulau Shikotan dan Habomai ke Jepang Uni Soviet setelah perjanjian damai ditandatangani.

Shinzo Abe diperkirakan akan mengunjungi Rusia untuk pertemuan puncak lainnya dengan Vladimir Putin pada bulan Januari mendatang.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait