Total Ekspor Pertahanan Indonesia Mencapai $284 Juta


Departemen Pertahanan (Dephan) Indonesia telah menunjuk pada daftar ekspor produk pertahanan baru-baru ini sebagai bukti meningkatnya kemampuan industri pertahanan dalam negeri, seperti dilansir dari IHS Jane.

Dalam komentar yang diterbitkan oleh Kementerian Pertahanan RI pada 22 November, Laksda TNI Agus Setyadi, Kepala Badan Sarana Pertahanan di Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa industri pertahanan RI telah berhasil mengekspor senilai $ 284,1 juta antara tahun 2015-2018.


Menambahkan bahwa penjualan tersebut berasal dari 4 perusahaan, yakni perusahaan kedirgantaraan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), produsen kapal PT PAL dan PT Lundin, serta spesialis alutsista darat PT Pindad.


Setyadi mengatakan bahwa PTDI telah berhasil mengekspor sebesar $ 161 juta melalui penjualan pesawat angkut CN-235 dan NC-212 yang dibangun perusahaan ini dibawah lisensi dari Airbus. Sedangkan PT PAL berhasil mengekspor sebesar $ 86,9 juta atas penjualan dua unit Strategic Sealift Vessels ke Filipina.


Adapun pelanggan baru dari CN-235 diperkirakan termasuk Senegal, sementara Vietnam dan Thailand dilaporkan memesan pesawat NC-212 buatan PTDI masing-masing 3 unit dan 2 unit.


Laksda TNI Agus Setyadi menambahkan bahwa PT Pindad telah memenangkan kontrak ekspor senilai $ 32,6 juta untuk penjualan amunisi, senjata dan kendaraan tempur. Dan PT Lundin berhasil mengamankan ekspor senilai $ 3,6 juta untuk pasokan kapal patroli berukuran kecil ke Swedia dan juga Rusia. Pelanggan baru PT Pindad adalah negara di Asia Tenggara dan Afrika.

Disebutkan bahwa pertumbuhan kemampuan industri pertahanan dalam negeri adalah prioritas bagi pemerintah dan Indonesia bermaksud melanjutkan strategi pembangunan terkait melalui tiga metode inti, yakni:
  • Mendukung pengembangan dan produksi pertahanan lokal
  • Kerjasama dengan perusahaan asing lewat kesepakatan antar pemerintah
  • Offset pertahanan.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait