Jet Tempur FA-50 Filipina Gempur Markas Abu Sayyaf

Jet tempur FA-50 Angkatan Udara Filipina. © Youtube

Sedikitnya 20 teroris terbunuh saat jet tempur FA-50 Angkatan Udara Filipina yang baru di akuisisi menyerang dan menghancurkan sebuah markas Kelompok Abu Sayyaf (ASG) yang ada di Sumisip, provinsi Basilan, menurut Letkol Andrew Bacala Jr., komandan Batalion Pasukan Khusus ke-4, seperti dilansir dari Update Philippines.

“Hari Jumat, jet tempur FA-50 Angkatan Udara Filipina memberi serangan mematikan yang menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar dipihak ASG. Mereka terkejut dan tinggalkan sebagian besar perlengkapan dan makanan mereka yang belum selesai di markas mereka”, kata Bacala yang memimpin serangan militer.

“Suara raungan jet tempur supersonik itu mungkin terdengar sebagai bisikan kematian bagi personil teroris Abu Sayyaf”, tambah Bacala. Tembakan senjata artileri dan mortir segera di dilakukan setelah serangan udara dari jet tempur FA-50 Angkatan Udara Filipina.
Jet tempur FA-50 “Fighting Eagle” Angkatan Udara Filipina

Kolonel Juvymax Uy, Komandan Pasukan Gabungan Basilan, menyebut pasukan gabungan telah melancarkan sebuah serangan terhadap kelompok teroris Abu Sayyaf pimpinan Furuji Indama di Barangay Pamatsaken, Sumisip.

“Pasukan kami dapat membuyarkan musuh karena tembakan mereka tak terarah ditambah adanya dukungan dari artileri dan jet tempur Angkatan Udara Filipina. Selain itu, informasi yang diberikan secara sukarela oleh masyarakat dan aparat di daerah sangat penting untuk memvalidasi data intelijen yang ada di tangan” tambah Uy.

Bacala mengatakan bahwa pasukan gabungan Angkatan Bersejata Filipina berhasil merebut markas Abu Sayyaf yang duduk di puncak bukit sebelum pukul 10 pagi pada hari Kamis. Ada 12 tenda darurat yang bisa menampung sekitar 40 orang.

“Darah berceceran disekitar tempat itu, berdasarkan laporan intelijen yang diperoleh, setidaknya lebih dari 20 anggota ASG terbunuh oleh serangan pasukan gabungan”, menurut laporan militer.

Pasukan telah menemukan persediaan makanan dan komponen pembuat bom yang mampu membuat 30 alat peledak improvisasi (IED).

“Bandit Abu Sayyaf, kali ini tidak seperti pada baku tembak sebelumnya. Kami tidak lagi mengalami baku tembak berkepanjangan dengan kelompok ASG. Ini menunjukkan bahwa mereka kehabisan amunisi dan perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk menyerang pasukan pemerintah. Lebih dari sekadar sumber daya, mereka tidak lagi memiliki basis massa yang pernah mereka nikmati”, menurut Uy menjelaskan.

Guguas tugas Angkatan Laut Basilan juga melakukan operasi interdiksi maritim, mencegah pelarian bandit ASG lewat jalur laut saat pasukan darat melancarkan serangan tersebut. Kini militer telah mengintensifkan operasinya menyusul perintah dari Presiden Rodrigo Duterte untuk segera menangani masalah ASG dalam enam bulan, yang dimulai pada bulan Januari.

Sejauh ini militer Filipina telah membunuh setidaknya 60 teroris Abu Sayyaf Group (ASG) di seluruh provinsi mulai dari pulau Basilan, Sulu dan Tawi-Tawi.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait