Uni Eropa Tolak Solusi Militer Untuk Krisis Suriah

AS tembakkan 59 rudal ke Suriah (Foto: Reuters)

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini dengan tegas menolak solusi militer untuk krisis Suriah. Penegasan ini disampaikan menyusul serangan rudal Ameerika Serikat ke pangkalan udara Suriah.

"Mengenai Suriah, telah ditegaskan dalam konferensi Brussels yang digelar pekan lalu bahwa tak ada solusi militer untuk krisis di Suriah," kata Mogherini dalam sebuah konferensi pers seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (10/4/2017).

"Untuk masalah ini, Uni Eropa sangat jelas dan sangat tegas, tak ada kemungkinan untuk solusi militer atas krisis tersebut," tegasnya.

Dikatakan Mogherini, AS merupakan teman Uni Eropa, dan diharapkan AS bisa sepakat dengan Uni Eropa mengenai solusi politik untuk krisis Suriah.

Sebelumnya pada Jumat (7/4) dini hari waktu Suriah, militer AS menembakkan 59 rudal Tomahawk dari dua kapal perang AS, USS Porter dan USS Ross, yang siaga di Laut Mediterania bagian timur. Rudal-rudal itu ditembakkan secara terarah pada pesawat tempur, landasan udara dan pusat pengisian bahan bakar di pangkalan udara Shayrat, dekat kota Homs. Ini merupakan pertama kalinya AS melancarkan aksi militer langsung terhadap pasukan Presiden Bashar al-Assad sejak konflik pecah di negeri itu pada tahun 2011.

Serangan rudal AS tersebut diperintahkan oleh Presiden Donald Trump menyusul gas beracun di kota Khan Shaykhun, provinsi Idlib, Suriah pada Selasa (4/4) yang menewaskan setidaknya 86 orang, termasuk puluhan anak-anak. Pemerintah AS dan negara-negara Barat lainnya menuduh rezim Presiden Assad sebagai dalang serangan kimia tersebut. Namun Suriah dan sekutu utamanya, Rusia membantah keras tuduhan tersebut.

Berdalih untuk merespons serangan kimia tersebut, Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan rudal ke pangkalan udara Shayrat di provinsi Homs pada Jumat (7/4). Washington menyebut dari pangkalan udara Suriah itulah serangan kimia dilancarkan.

Usai melancarkan serangan rudal tersebut, pejabat-pejabat pemerintahan Trump menyatakan bahwa mereka siap mengambil tindakan lebih jauh jika memang diperlukan. Menurut Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, pemerintah AS punya sejumlah prioritas di Suriah. Haley menegaskan, stabilitas di Suriah tak mungkin tercipta dengan Assad terus menjadi presiden.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait