BTR-4M Pesanan Korps Marinir TNI Angkatan Laut Tiba di Jakarta


Korps Marinir TNI Angkatan Laut menerima kedatangan lima unit panser intai amfibi BTR-4M Bucephalus. Lima unit BTR-4M ini diangkut menggunakan kapal MV Texel dan dijadwalkan tiba di dermaga pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada hari Rabu (28/9) ini.

BTR-4 dapat mengangkut hingga 8 orang yang terdiri dari 7 prajurit dan 1 orang juru tembak untuk sistem senjata pada BTR-4. Setiap prajurit mendapatkan kursi individual, yang dipasang tergantung pada atap kendaraan. Konfigurasi ini dibuat untuk mengurangi keparahan cedera fisik apabila kendaraan terkena ranjau, yang gelombang kejutnya dapat meremukkan tulang.

Guna memberikan kenyamanan bagi para prajurit, BTR-4M pesanan Indonesia sudah dipasangi sistem pendingin udara. Sementara untuk menghadapi tren pertempuran di masa mendatang, BTR-4 pesanan Indonesia bahkan juga dilengkapi dengan filter Nubika (Nuklir, Biologi, dan Kimia/ NBC) untuk menghadapi skenario perang inkonvensional.

Terkait sistem senjata, BTR-4M pesanan Indonesia menggunakan kubah Parus yang menggabungkan 4 tipe senjata sekaligus. Untuk anti-infanteri, disediakan senapan mesin 7,62mm PKT dan pelontar granat 30mm AGS-17. Sementara untuk melawan tank, BTR-4M dibekali dengan rudal antitank Baryer (penghalang) yang dua tabungnya berada di sisi kanan kubah Parus. Dengan jarak efektif sampai 4.000 meter, BTR-4M memiliki kans untuk menghadapi dan melumpuhkan Main Battle Tank.

BTR-4M pesanan Marinir TNI Angkatan Laut. (angkasa.co.id)
Kubah Parus yang dipasang pada BTR-4M juga dilengkapi dengan sistem hunter-killer sehingga komandan dapat mengintip sasaran dari modul kamera yang dapat dinaikkan dan berputar independen dari putaran kubah. Komandan yang duduk di kursi depan dapat mengatur arah gerak dan zoom kamera ke sektor yang diinginkan. Fitur yang jamaknya hanya ada pada Main Battle Tank tersebut diadopsi pada BTR-4 guna memaksimalkan daya gebuknya. Fungsi intai ini akan sangat berguna mengingat Korp Marinir membutuhkan fungsi intai untuk Resimen Kavalerinya.

Dari segi desain, BTR-4 dengan sistem penggerak 8×8 merupakan desain asli Ukraina, yang merupakan penyempurna dari roh desain keluarga BTR-60/70/80. Walaupun buatan Timur, kualitas dan desainnya mengacu pada kendaraan tempur buatan Barat.

Sistem penggerak BTR-4 juga mengandalkan mesin buatan Barat. Walaupun pabrikan sebenarnya menyiapkan dua opsi mesin, varian BTR-4M Indonesia menggunakan mesin terbaik yaitu Deutz BF6M 1015CP buatan Jerman yang sudah mengadopsi standar emisi Euro II yang saat ini berlaku di Indonesia. Mesin diesel berdaya 490hp ini digabungkan dengan sistem transmisi otomatis buatan Amerika Serikat Allison 4600SP dengan 6 gigi maju dan 1 gigi mundur. Paduan mesin dan transmisi ini dapat membawa BTR-4 lincah melesat sampai kecepatan 100km/ jam di jalan aspal atau 70km/ jam cross country.

Sumber: angkasa.co.id

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait