![]() |
Heboh…Prajurit TNI AL Nekat Tusuk Atasan Hingga Tewas |
Satuan Militer TNI Angkatan Laut dikejutkan dengan peristiwa Insiden berdarah yang terjadi di Pangkalan TNI AL, Jalan Raya Sesetan Denpasar, Bali. Seorang anggota TNI AL berpangkat Kopral Dua menyerang atasannya berpangkat Sersan Dua dengan membabi buta hingga korban tewas dengan enam tusukan ditubuhnya.
Peristiwa berdarah itu terjadi di Pangkalan TNI Angkatan Laut, Jalan Raya Sesetan Denpasar, Bali,Jumat (29/7) sekira pukul 05.30 Wita, yang dilakukan oleh pelaku Ta.Urdal Lanal Denpasar, Koda Muslimin terhadap atasannya Serda Made Suwardi NRP/72485, Ba. Set Tuud Lanal Denpasar. Menurut informasi yang dikumpulkan Radar Bali (Jawa Pos Group) korban Serda Made Suwardi, tewas akibat kehabisan darah akibat enam luka tusukan di sekujur tubuh, yakni perut, dada, dan punggung.
Peristiwa berdarah itu terjadi di Pangkalan TNI Angkatan Laut, Jalan Raya Sesetan Denpasar, Bali,Jumat (29/7) sekira pukul 05.30 Wita, yang dilakukan oleh pelaku Ta.Urdal Lanal Denpasar, Koda Muslimin terhadap atasannya Serda Made Suwardi NRP/72485, Ba. Set Tuud Lanal Denpasar. Menurut informasi yang dikumpulkan Radar Bali (Jawa Pos Group) korban Serda Made Suwardi, tewas akibat kehabisan darah akibat enam luka tusukan di sekujur tubuh, yakni perut, dada, dan punggung.
![]() |
SIAGA; Personel TNI AL memadati RSAD Denpasar tempat korban disemayamkan sementara (foto:radarbali.com) |
Atas insiden berdarah ini, POMAL Lanal Denpasar, langsung mengamankan Kopda Muslimin guna pemeriksaan lebih mendalam. Pihak Danlanal Denpasar Letkol (P) Gusti Bagus Oka Tapayasa dan Humas Lanal Serma Arie Wihandoko yang dihubungi radar Bali, tak bisa dikonfirmasi di kantornya dengan berbagai alasan.
Sebelumnya Danlanal Denpasar Letkol (P) Gusti Bagus Oka Tapayasa, hanya menanggapi singkat. Ia tidak membenarkan maupun membantah insiden penusukan yang melibatkan anggotanya.
“Semuanya sudah saya serahkan kepada Serma Arie,” ucapnya. Sayangnya dihubungi berulangkali nomor handphone Serma Arie tak aktif.
Sebelumnya Danlanal Denpasar Letkol (P) Gusti Bagus Oka Tapayasa, hanya menanggapi singkat. Ia tidak membenarkan maupun membantah insiden penusukan yang melibatkan anggotanya.
“Semuanya sudah saya serahkan kepada Serma Arie,” ucapnya. Sayangnya dihubungi berulangkali nomor handphone Serma Arie tak aktif.
![]() |
Ilustrasi. Insiden berdarah yang terjadi di Pangkalan TNI Angkatan Laut, Jalan Raya Sesetan No. 331 Denpasar, Bali akibat dendam lama pelaku terhadap korban. |
Menurut sumber radar Bali, insiden penusukan yang menewaskan Serda Made Suwardi bermula saat Kopda Muslimin mengajukan izin cuti tahunan beberapa waktu lalu. Namun, pelaku tidak diberikan izin oleh satuannya. Hal ini berdampak sakit hati dan dendam pribadi pelaku terhadap korban.
Saking dendamnya, pelaku enggan menegur korban, dan juga sebaliknya. Padahal, status korban adalah ketua regu. “Sudah nggak saling akur antara keduanya sejak beberapa hari terakhir. Nggak tahu apa alasan korban tidak mengizinkan pelaku. Mungkin karena itu memang kewenangan atasan,” beber sumber.
Dan tiba-tiba, subuh dini hari kemarin (29/7) terdengar suara cekcok mulut dari pos jaga. Setelah di perhatikan ternyata ke dua orang tersebut sedang terlibat aksi saling dorong.
Tak lama kemudian korban terkapar di halaman Lanal Denpasar. “Informasi yang beredar seperti itu, jelasnya coba hubungi Danlanal atau Humas, biar jangan salah,” tandasnya tanpa mau menyebutkan identitasnya.
Pasca meninggal, sekitar pukul.05.40 jenazah korban Serda Made Suwardi dibawa ke RSAD. Setelah diotopsi, jenazah disemayamkan di Rumah Duka RSAD sambil menunggu pemberangkatan ke Pangkalan TNI AL Jalan Raya Sesetan Denpasar. Selanjutnya, sekitar pukul 10.30 jenazah almarhum diberangkatkan dari rumah duka RSAD menuju Pangkalan TNI AL.
Pelaku Kopda Muslimin sendiri langsung diamankan petugas POMAL Lanal Denpasar. Dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler Komandan Pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Danlanal)
Sementara Jenis pisau yang digunakan hingga kini belum diketahui. Termasuk keterangan pelaku terkait aksi membabi buta itu.
Informasi lain yang didapat jenazah ayah dua orang anak beristrikan Minarni, 45, itu diantar ke rumah duka, Banjar Petiles, Desa Pakraman Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, Jumat siang lalu (29/7). Sementara itu, saat dikonfirmasi di Rumah Duka RSAD kemarin, Elsa Kollo, salah satu pegawai rumah duka RSAD membenarkan jenazah Serda Made Suwardi sempat disemayamkan di rumah duka RSAD.
Dijelaskannya, jenazah anggota TNI yang tewas ditikam oleh anak buahnya sendiri itu telah diambil oleh keluarganya Jumat (29/7) lalu. “Kemarin memang sempat dibawa ke sini. Nggak lama kok. Sore kemarin (29/7) sudah dibawa pulang sama keluarganya, saya lupa jam berapa. Yang jelas sore,” ungkapnya.
Saat wartawan koran ini mencoba untuk meminta hasil visum, Ellsa terlihat enggan untuk memberikan, dengan alasan pihak rumah duka RSAD menerima jenazah tersebut hanya beberapa menit. “Kami tidak memegang hasil visum. Karena jenazahnya hanya sebentar sekali di sini (Rumah Duka RSAD),” ujarnya singkat. (marksman/ sumber : radarbali.com dan jawapos.com)
Saking dendamnya, pelaku enggan menegur korban, dan juga sebaliknya. Padahal, status korban adalah ketua regu. “Sudah nggak saling akur antara keduanya sejak beberapa hari terakhir. Nggak tahu apa alasan korban tidak mengizinkan pelaku. Mungkin karena itu memang kewenangan atasan,” beber sumber.
Dan tiba-tiba, subuh dini hari kemarin (29/7) terdengar suara cekcok mulut dari pos jaga. Setelah di perhatikan ternyata ke dua orang tersebut sedang terlibat aksi saling dorong.
Tak lama kemudian korban terkapar di halaman Lanal Denpasar. “Informasi yang beredar seperti itu, jelasnya coba hubungi Danlanal atau Humas, biar jangan salah,” tandasnya tanpa mau menyebutkan identitasnya.
Pasca meninggal, sekitar pukul.05.40 jenazah korban Serda Made Suwardi dibawa ke RSAD. Setelah diotopsi, jenazah disemayamkan di Rumah Duka RSAD sambil menunggu pemberangkatan ke Pangkalan TNI AL Jalan Raya Sesetan Denpasar. Selanjutnya, sekitar pukul 10.30 jenazah almarhum diberangkatkan dari rumah duka RSAD menuju Pangkalan TNI AL.
Pelaku Kopda Muslimin sendiri langsung diamankan petugas POMAL Lanal Denpasar. Dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler Komandan Pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Danlanal)
Sementara Jenis pisau yang digunakan hingga kini belum diketahui. Termasuk keterangan pelaku terkait aksi membabi buta itu.
Informasi lain yang didapat jenazah ayah dua orang anak beristrikan Minarni, 45, itu diantar ke rumah duka, Banjar Petiles, Desa Pakraman Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, Jumat siang lalu (29/7). Sementara itu, saat dikonfirmasi di Rumah Duka RSAD kemarin, Elsa Kollo, salah satu pegawai rumah duka RSAD membenarkan jenazah Serda Made Suwardi sempat disemayamkan di rumah duka RSAD.
Dijelaskannya, jenazah anggota TNI yang tewas ditikam oleh anak buahnya sendiri itu telah diambil oleh keluarganya Jumat (29/7) lalu. “Kemarin memang sempat dibawa ke sini. Nggak lama kok. Sore kemarin (29/7) sudah dibawa pulang sama keluarganya, saya lupa jam berapa. Yang jelas sore,” ungkapnya.
Saat wartawan koran ini mencoba untuk meminta hasil visum, Ellsa terlihat enggan untuk memberikan, dengan alasan pihak rumah duka RSAD menerima jenazah tersebut hanya beberapa menit. “Kami tidak memegang hasil visum. Karena jenazahnya hanya sebentar sekali di sini (Rumah Duka RSAD),” ujarnya singkat. (marksman/ sumber : radarbali.com dan jawapos.com)