Presiden Tiongkok, Xi Jinping, melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Nuklir di Washington. Asisten Menteri Luar Negeri Tiongkok, Zheng Zeguang, menyampaikan bahwa pertemuan itu menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama perjanjian investasi bilateral dan meningkatkan keamanan dunia, baik di bidang nuklir maupun cyber.
Namun, Tiongkok dan Amerika Serikat tetap bertentangan terkait Laut Cina Selatan. Tiongkok telah mengklaim sejumlah besar teritori di wilayah yang disengketakan tersebut, sementara Amerika Serikat berencana menempatkan rudal pertahanan setelah Korea Utara melakukan tes nuklir dan roket.
Xi berpesan kepada Obama agar Washington mematuhi komitmen dengan ‘ketat’ untuk tak mengambil posisi pada isu-isu kedaulatan. Xi juga berharap Amerika Serikat dapat memainkan peran konstruktif untuk mempertahankan perdamaian dan stabilitas.
The USS Lassen has passed within 12 nautical miles of at least one of the formations Beijing claims in the South China Sea. (Reuters: US Navy) |
Xi menegaskan bahwa Tiongkok tidak akan menerima pelanggaran kedaulatan atas nama kebebasan navigasi. Pernyataan itu merujuk pada operasi udara dan patroli Angkatan Laut Amerika Serikat yang menganggap perairan sekitar Laut Cina Selatan sebagai jalur bebas internasional.
Tiongkok mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan, yang merupakan jalur lalu lintas perdagangan bernilai lima triliun dolar AS per tahun. Sementara itu, Amerika Serikat mengatakan tak memihak dalam sengketa di wilayah tersebut, tapi memastikan jalur itu sebagai zona bebas navigasi.
Republika Online