Cerita Kapten Kapal yang Biasa Lintasi Rute Tugboat Brahma12


Rute pelayaran yang melewati perairan Selat Makassar hingga Laut Sulawesi di selatan Filipina dikenal sepi, ekstrem, dan rawan pembajakan. Kapten kapal tugboat Brahma 3, Izaac Valentino, menuturkan kapal-kapal barang rute internasional, jarang melintasi perairan di sana. Izaac adalaj Kapten Kapten kapal yang bekerja di perusahaan yang sama dengan Brahma 12, yakni PT Patria Maritime Lines—operator tugboat Brahma.

Selain rawan karena daerah basis separatis Abu Sayyaf, arus yang kuat juga mempengaruhi keputusan kapten kapal untuk melintasi rute tersebut. Namun Izaac mengakui Laut Sulawesi merupakan rute tercepat menuju perairan Filipina. Izaac pun merasa cemas dan takut jika sewaktu-waktu ditugaskan mengirim barang ke wilayah Filipina.

“Memang sepi karena daerah pemberontak. Selepas Sanger sudah sepi, tapi kalau ditugaskan ke sana, ya, mau enggak mau harus siap,” ujar Izaac kepada Tempo saat ditemui di lobi tugboat Brahma 3, 1 April 2016.

Brahma 12 dan tongkang Anand 12 dibajak kelompok Abu Sayyaf, Sabtu, 28 Maret 2016. Saat itu, tugboat Brahma 12 sedang menarik tongkang Anand 12 yang mengangkut 7.533 metrik ton batu bara curah milik PT Antang Gunung Meratus. Batu bara itu akan dikirim kepada pembeli, PT Sprint Industrial and Development Corporation, beralamat di Meycauayan Industrial Subd III, Lambakin, Marilao Bulacan, Filipina.

Dari Banjarmasin menuju Pelabuhan Batangan, Luzon, Filipina, minimal butuh waktu tempuh 22 hari dengan kecepatan 3 knot. Dalam waktu tempuh selama itu, kapal bisa tanpa transit asalkan kondisi cuaca kondusif. Meski tugboat berbadan kecil, namun daya tahan mesin sangat tangguh. “Kalau gelombang tinggi biasanya menepi. Namun, kalau bisa ditembus, ya, pelan-pelan saja terus berlayar,” ujarnya.

Bahan bakar yang dibutuhkan untuk menyusuri perjalanan 22 hari itu sebanyak 50 ton liter solar, untuk pulang pergi. Izzac berharap 10 rekannya dari tugboat Brahma 12, bisa segera dibebaskan dan kembali ke keluarga mereka, yang telah menanti.

Tempo.co

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait