Amerika Rilis Video Penembakan Roket Iran Dekat Kapal Induk USS Harry S. Truman


Amerika merilis sebuah video yang menunjukkan kapal perang Iran menembakkan roket di dekat kapal induk USS Harry S. Truman. Seperti di lansir beberapa media pada 26 Desember 2015 lalu, kapal Iran mendekati kapal induk USS Harry S.Truman (CVN-75) saat melewati selat Hormuz dan menembakkan roket ke arah menjauh dari armada kapal perang Amerika.

Menurut pejabat US Central Command, 20 menit sebelum insiden itu terjadi, Iran mengumumkan melalui radio maritim bahwa mereka akan melakukan latihan penembakan roket .
Beberapa hari kemudian juru bicara Korp Pengawal Revolusi Iran Jenderal Ramezan Sharif menyatakan tidak ada kapal Iran yang menembakkan roket dekat armada Amerika.

Tapi seperti yang dilaporkan Marinecorpstimes.com, video insiden dirilis pada tanggal 9 Januari 2016 oleh Pejabat AS untuk Military Times dalam menanggapi permintaan “Freedom Information Inc” untuk membuktikan bahwa pernyataan Jenderal Sharif salah.


Bahkan seperti yang ditunjukkan penglihatan Forward Looking Infrared Radar (FLIR) yang direkam oleh sebuah helikopter Sea Hawk Angkatan Laut AS yang beroperasi dari kapal induk AS, kapal serang cepat (FIAC) milik Islamic Revolution Guard Corp Navi (IRGCN) menembakkan beberapa roket terarah dekat kapal induk Harry S. Truman dan kapal perang barat juga kapal komersil lainnya.

Yang perlu diperhatikan ini bukanlah interaksi pertama antara pasukan Iran dan Angkatan Laut AS, sebelumnya pertemuan ini biasanya berlangsung profesional, tapi yang terakhir ini tidak, karena acara ”latihan penembakan roket” bertentangan dengan upaya menjamin kebebasan navigasi dan keselamatan maritime Global.

Letkol. Kevin Stephen, juru bicara Angkatan Laut Armada Kelima AS, menegaskan meskipun arah tembakan roket itu menjauhi armada kapal induk AS, tapi menembakkan senjata begitu dekat dengan kapal perang koalisi dan lalu lintas kapal komersial dalam sebuah jalur lalu lintas maritim yang diakui secara internasional adalah tidak aman, tidak professional dan tidak konsisten dengan hukum internasional.

TheAvitionist

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait