UCAV Taranis Selesaikan Uji Terbang Terakhir

UCAV Taranis BAE Systems
UCAV Taranis (demonstrator) yang diproduksi oleh industri Inggris (BAE Systems) – bekerja sama dengan pemerintah, telah menyelesaikan uji penerbangan ketiga, sekaligus uji penerbangannya yang terakhir, pada bulan lalu. Uji terbang ini untuk membuktikan pengukuran low radar cross-section dari UCAV tersebut.

Sementara, penelitian Anglo-French tentang Future Combat Air System (FCAS) yang bertugas membuat UCAV ini bisa operasional, telah memasuki tahun kedua, sekaligus tahun terakhir. Namun sejumlah ilmuwan mencatat, ketatnya pengawasan nasional tentang sharing teknologi sensitif, membuat ruang lingkup penelitian menjadi terbatasi.
UCAV Taranis BAE Systems
Ahli program dari BAE Systems, Nigel Whitehead, mengatakan program UCAV Taranis telah “memenuhi semua tujuan pengujian. Suatu kemenangan nyata, dan kami telah belajar banyak selama ujicoba yang dilakukan. “Berbicara kepada audiens kedirgantaraan dan pejabat pertahanan senior di Royal Aeronautical Society di London, Whitehead mengatakan, profil misi yang diemban UCAV ini, telah bisa didemonstrasikan sepenuhnya. Whitehead menjelaskan pencapaian utama dari program ini, seperti pengembangan sistem fly-by-wire yang sebelumnya tidak stabil; sensor yang ditanam untuk mengganti probe data dan tabung pitot dalam mengukur distribusi tekanan statis; integrasi dari sensor misi, powerplant dan komunikasi dalam platform siluman; dan high-integrity safety-critical systems.

Prestasi serupa juga ditunjukkan oleh Pan-Eropa dalam Program Neuron, yang dipimpin oleh Prancis. Whitehead mengatakan Prancis mungkin memiliki persyaratan operasional yang sama untuk UCAS, dan membuat mereka menjadi “mitra potensial yang masuk akal.” Tapi ketika ditanya apakah “firewall” yang menghambat penelitian FCAS, ia mengatakan kedua pihak “belum pada titik puncak sukses. Pada saat ini, kami semakin percaya diri dengan proyek ini dan saling menyemangati.

Ainonline.com

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait