Pukulan Terbaru Untuk Rusia Dari Amerika


Aksi militer Rusia di Ukraina mendapatkan respon dari Amerika. Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa sejumlah anak perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki bank negara Rusia, Sberbank dan VTB, serta perusahaan pertahanan Rostec akan dikenai sanksi yang juga telah dikenakan pada perusahaan induknya. Sanksi itu mendukung “komitmen AS untuk mencari penyelesaian diplomatik atas krisis di Ukraina” dan “tidak mengakui pencaplokan Rusia terhadap Krimea,” kata pernyataan Departemen Keuangan.

Sanksi AS akan tetap berlaku sampai Rusia sepenuhnya menerapkan komitmennya berdasarkan kesepakatan damai Minsk,” termasuk pengembalian kekuasaan Ukraina di kawasan perbatasan internasional dengan Rusia,” kata pernyataan itu. Sanksi AS itu dikeluarkan sehari setelah Uni Eropa memperbarui sanksi-sanksi ekonomi terhadap Rusia selama enam bulan sambil menilai kepatuhan Rusia pada perjanjian perdamaian di Ukraina Timur.

Meskipun perundingan gencatan senjata ditandatangani awal tahun ini, Ukraina mengatakan masih belum menguasai perbatasannya dengan Rusia. PBB mengatakan, lebih dari 8.000 orang, kebanyakan warga sipil tewas dalam konflik antara Rusia – Ukraina.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan Rusia akan menganalisis tindakan AS itu dan mempertimbangkan untuk melawan. “Sanksi yang dikenakan pada hari Selasa adalah kelanjutan dari sikap tidak ramah kepada Rusia, merupakan kelanjutan dari sikap yang memiliki dampak buruk pada hubungan bilateral,” ujar Peskov. ”Tentu saja, berdasarkan prinsip timbal balik, pihak Rusia akan meninjau keputusanyang diambil (oleh AS)dan kemudian mungkin melakukan tindakan melawan,” lanjut Peskov.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa, upaya Washington untuk memanipulasi Rusia melalui sanksi tidak efektif. ”Ini seperti menembak diri di kaki dalam hal hubungan Rusia-Amerika, yang terhenti oleh Washington,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov. ”Menyadari bahwa semua upaya mereka untuk mempengaruhi kami melalui sanksi akan gagal, rekan-rekan dari Washington tetap menempel delusi mereka,” katanyayang dikutip dari Russia Today, Rabu (23/12/2015). Menurutnya, Moskow akan merespon dengan tindakan yang tepat.

Sumber: berbagai sumber

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait